kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkop apresiasi pola kemitraan lintas sektor


Senin, 05 Februari 2018 / 21:48 WIB
Menkop apresiasi pola kemitraan lintas sektor
ILUSTRASI. Menteri Koperasi dan UKM


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BOJONEGORO. Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga melakukan panen perdana kacang tanah bersama lintas sektor. Panen perdana di atas lahan seluas 6,5 ha ini merupakan kemitraan antara PINBAS MUI, Garuda Food, Perhutani dengan petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

Puspayoga apresiasi pola kemitraan ini yang dinilai sebagai model yang bisa mewujudkan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pemerataan kesejahteraan rakyat.

"Pertumbuhan ekonomi itu tidak hanya pertumbuhan untuk segelintir orang, tapi bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Salah satu jawabnya melalui program kemitraan ini," kata Puspayoga dalam siaran pers pada Senin (5/2).

Puspayoga mengatakan model ini memberikan keuntungan signifikan bagi petani. Dalam satu hektare lahan kacang tanah, dapat menghasilkan pendapatan Rp18 juta tiap panen, sedangkan biaya produksi hanya Rp4 juta.

"Artinya, dari tiap hektare keuntungan petani Rp14 juta. Kalau satu hektare dikelola 1 KK, pendapatannya lumayan besar. Model ini harus dikawal terus agar bisa berhasil," lanjut Puspayoga.

Menteri Puspayoga meminta agar petani membentuk koperasi agar lebih memudahkan petani melakukan kegiatannya mulai dari pengadaan bibit, pembelian pupuk dan pemasaran.

Syafii Latuconsina, PIC PINBAS untuk pemberdayaan ekonomi umat berbasis pertanian, mengatakan kerja sama dengan petani dilakukan oleh MUI secara nasional. Khusus di Bojonegoro, pemberdayaan melalui pertanian kacang tanah.

Disebutkan lebih dari 8000 petani yang tergabung dalam LMDH akan menanami 2.200 hektare tanah milik Perhutani. Adapun Garuda Food menjamin pembelian hasil panen dengan harga yang telah disepakati, sekitar Rp5400/kg. "Dengan jaminan harga yang disepakati, petani mendapatkan harga terbaik," kata Syafii.

Menurutnya kemitraan ini berhasil mengangkat pendapatan petani. PINBAS bertindak memberikan pendampingan cara bertani yang benar sehingga produksi meningkat, rata-rata 3-4 ton per hektare. PINBAS juga memberikan bantuan kredit modal kerja untuk mendukung petani tidak berhenti menanam dengan alasan tidak punya modal.

Syafii mengakui sebelum ada kemitraan hasil pertanian masyarakat di Kecamatan Dander tidak menentu. Mereka menanami berbagai komoditas namun produksi rendah, kualitas jelek akibatnya harga anjlok.

Panen perdana kacang tanah merupakan tindak lanjut Kongres Ekonomi Umat, MUI melalui Pusat Inkubasi Bisnis Syariah (Pinbas) MUI dan KSP menggandeng PT Perhutani dan Garuda Food meluncurkan Program baru yaitu AGRIKANAS (Agribisnis Kacang Nasional) di Bojonegoro, Jawa Timur.

Realisasi tahap pertama kemitraan diwujudkan dengan pelaksanaan tanam raya perdana kacang tanah di Desa Dander, Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur pada 31 Oktober 2017.

Panen perdana di atas lahan seluas 6,5 ha ini merupakan kemitraan dengan petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Hasil panen mencapai 3,4 ton/ha yang dibeli Garuda Food seharga Rp5.400/kg.

Itu artinya petani mendapatkan Rp18 juta dari tiap ha sementara biaya produksi hanya Rp4 juta/ha, sehingga keuntungan petani sebesar Rp14 juta/ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×