kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,25   -3,11   -0.33%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkeu klaim utang pemerintah dikelola dengan baik


Jumat, 28 Juli 2017 / 14:28 WIB
Menkeu klaim utang pemerintah dikelola dengan baik


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pemerintah terus menambah utang untuk menutup defisit anggaran dalam APBN setiap tahunnya. Akibatnya, utang pemerintah selalu bertambah.

Data terbaru Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu), utang pemerintah hingga akhir Juni 2017 tercatat sebesar Rp 3.706,52 triliun, naik dari posisi akhir bulan sebelumnya. Angka itu sekitar 27% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Utang itu, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani guna menambal penerimaan negara belum cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan belanja produktif untuk mendorong perekonomian sehingga menimbulkan defisit. Dalam APBN, belanja produktif meliputi 20% anggaran pendidikan dan 5% anggaran kesehatan.

Anggaran Pendidikan dalam postur APBN 2017 sebesar Rp 416,1 triliun. Sementara Anggaran Kesehatan Rp 104,0 triliun, dan Anggaran Infrastruktur Rp 387,3 triliun.

Nah, bila dibandingkan negara lainnya, rasio utang Indonesia masih di bawah 30% dan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBNP) masih berada di kisaran 2,5% dari PDB. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara G-20 lainnya.

Menurut data Kementerian Keuangan, Indonesia memiliki defisit yang rendah dan menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi. Rata-rata defisit Indonesia satu dekade terakhir adalah -1,6. Sementara rata-rata pertumbuhan PDB satu dekade terakhir adalah 5,6.

Negara Asia dalam G20 lainnya misalnya, pertumbuhan ekonomi Korea tercatat 3.3 sementara defisitnya 1.0. Adapun Jepang pertumbuhan ekonominya 0.5 dengan defisit -6.4 selama satu dekade terakhir.

“Indonesia dengan defisit yang rendah, menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi. Dengan kata lain, tambahan utang menjadi lebih kecil bila dibandingkan tambahan manfaat yang diperoleh. Inilah yang disebut utang dikelola dengan baik, terjaga dan hati-hati,” kata Sri Mulyani.

Selain itu, Rasio Beban Bunga terhadap belanja Indonesia juga tercatat 8,3%. Angka ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara setara seperti Meksiko 9,7%, Filipina 16,7%, Mesir 24,3%, dan Brazil 33,2%. Rasio beban bunga terhadap total utang outstanding juga tercatat 4,7% lebih baik daripada Filipina 5,5%, Turki 6,6%, Meksiko 6,7%, Mesir 8,8%, dan Brazil 18,0%.

Sri Mulyani mengatakan, saat ini tiga lembaga pemeringkat kredit internasional telah menggolongkan Indonesia sebagai negara ‘layak investasi’ (investment grade). “Hal ini berarti, Indonesia dianggap mempunyai kemampuan bayar yang tinggi dengan risiko gagal bayar yang sangat rendah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×