kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkes tak setuju 'Revolusi Putih' dari Prabowo


Kamis, 26 Oktober 2017 / 16:11 WIB
Menkes tak setuju 'Revolusi Putih' dari Prabowo


Sumber: Kompas.com | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan Nila F Moeloek tak setuju dengan program Revolusi Putih yang digagas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Nila menilai, program bagi-bagi susu kepada anak-anak itu tidak akan optimal.

"Saya agak enggak setuju. Susu kalian tahu dari mana? Dari sapi. Cukup enggak sapi kita? 250 juta penduduk mesti dapat dari mana," kata Nila di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (26/10).

Menurut Nila, mencukupi gizi anak-anak di Indonesia tidak harus melalui susu. Ada makanan lain yang memiliki gizi sama dengan susu, tetapi pasokannya jauh lebih berlimpah untuk mencukupi kebutuhan seluruh anak di Indonesia. Makanan tersebut tidak lain adalah ikan.

"Kalau Pak Prabowo bilang protein, ya kami mendorong. Makan protein itu dari ikan begitu banyak kok," kata Nila.

Nila mengatakan, hal yang terpenting adalah orangtua bisa menjaga asupan gizi yang seimbang bagi anaknya. "Kalau kita lihat konten dari susu, isinya protein, lemak, gula ada di dalamnya. Bisa diganti ikan? Bisa. Ada ikan lele, nila, mujair, darat," imbuhnya.

Nila mengakui bahwa saat ini banyak anak di Indonesia masih kekurangan gizi. Dari 10 anak, empat anak mengalami stunting. Namun, ia menolak apabila kementeriannya menjadi yang paling disalahkan terkait kurangnya gizi anak ini.

Padahal, menurutnya, anak kekurangan gizi bisa disebabkan berbagai aspek. Misalnya, dari segi industri harus memproduksi makanan yang bersih. Lalu, para petani juga harus menghentikan kebiasaan menggunakan pestisida. Begitu juga peternak tidak lagi menggunakan antibiotik.

"Ini yang kita bicarakan sama Pak Presiden ya. Ini selalu dikatakan kalau kurang gizi, itu tugas kesehatan. Tugas Kementerian Kesehatan. Ini yang saya enggak mau," kata Nila.

Sebelumnya, adik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, yaitu Hashim Djojohadikusumo, menemui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (26/10). Hashim mengatakan, dia membawa usulan program untuk pelajar kurang mampu di Jakarta.

"Saya sampaikan beberapa hal dan beliau sudah setuju. Pertama adalah program tambahan makanan untuk pelajar sekolah. Ini adalah program dari Pak Prabowo, Revolusi Putih," ujar Hashim di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis.

Revolusi Putih adalah pemikiran Prabowo dan Partai Gerindra untuk membangun karakter bangsa yang sehat dan kuat.  Salah satu caranya menjadikan susu sebagai konsumsi rakyat Indonesia setiap hari.

Sebelumnya, saat hadir di penutupan Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) 2017 di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (21/10), Prabowo menyebut Indonesia masih menjadi negara lemah. Salah satunya karena gizi buruk.

Menurut Prabowo, di Jakarta saja, sepertiga dari jumlah anak-anak masih kurang gizi. Angka yang lebih menyedihkan ditemukan di Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana dua per tiga anak-anak di sana kekurangan gizi.

"Pantas sepak bola kita kalah terus dari negara mana pun. Jadi kuli saja akan kalah. Enggak usah jadi insinyur, jadi kuli saja kalah," ujar Prabowo. (Ihsanuddin)

Artikel ini sudah tayang sebelumnya di Kompas.com berjudul: Menkes Tak Setuju Gagasan Revolusi Putih dari Prabowo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×