kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lebih optimis, ekonomi tahun 2018 bisa 5,4%-6,1%


Sabtu, 20 Mei 2017 / 13:07 WIB
Lebih optimis, ekonomi tahun 2018 bisa 5,4%-6,1%


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kondisi perekonomian nasional tahun depan diprediksi lebih baik dibandingkan tahun ini. Optimisme ini tergambar dari target pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 yang sebesar 5,4%-6,1%. Angka itu jauh lebih besar dari target dalam APBN 2017 sebesar 5,1%.

Target itu sudah memperkirakan ketidakpastian ekonomi global yang diperkirakan masih berlanjut tahun depan. Target itu masuk ke dalam kerangka ekonomi makro dan pokok kebijakan fiskal tahun anggaran 2018 yang diberikan Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Jumat (19/5).

Menurut Sri Mulyani, pencapaian target 2018 tak terlepas dari kondisi eksternal. Kenaikan suku bunga di Amerika Serikat menandakan kelanjutan pemulihan ekonomi negara itu. Kelanjutan pembangunan di China juga turut mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hanya pemulihan ekonomi di Eropa masih menjadi ketidakpastian bagi perekonomian global.

Menkeu bilang secara umum, kondisi perekonomian Indonesia tahun depan akan lebih baik dari tahun ini. Walau tahun depan masih akan dipengaruhi perkembangan sektor keuangan global.

Untuk itu dari dalam negeri, untuk mencapai target 2018 harus didukung oleh stabilitas perekonomian domestik. Selain itu inflasi terjaga rendah, konsumsi rumah tangga naik, dan kebijakan pemerintah untuk terus menggenjot proyek infrastruktur.

"Dengan didukung perbaikan kinerja perekonomian nasional, terjaganya laju inflasi dan nilai tukar, maka tekanan yang berasal dari ketidakpastian perekonomian global dapat diminimalisir," ujar Sri Mulyani.

Memperkuat fiskal

Di sisi fiskal, Sri Mulyani menjanjikan sejumlah hal i ni untuk memperkuat ruang fiskal demi menjaga ketahanan ekonomi. Pertama, menopang belanja produktif dan prioritas dalam APBN 2018. Kedua, memperkuat kualitas belanja untuk menstimulasi perekonomian dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Ketiga, meningkatkan efektivitas bantuan sosial dan subsidi serta transfer ke daerah untuk akselerasi pengurangan angka kemiskinan dan kesenjangan. Keempat, tetap menjaga keberlanjutan fiskal dan memperkuat fondasi kebijakan ekonomi.

Diharapkan, dengan pencapaian target tersebut, pemerintah bisa menekan angka kemiskinan turun menjadi 9,0%- 10%. Lalu, angka pengangguran turun dari 5,1% sampai 5,4%. Dengan demikian, pemerintah bisa mencapai rasio gini tahun depan sebesar 0,38%, dari saat ini 0,39%.

Ekonom BCA David Sumual bilang, penyematan rating investment grade bagi Indonesia dari Standard and Poor's menjadikan kondisi ekonomi tahun depan lebih baik. Pasalnya, akan semakin banyak dana asing yang masuk ke Indonesia, baik melalui pasar modal atau penanaman modal langsung. "Tadinya saya ragu, pertumbuhan ekonomi bisa 6% (2018), tapi dengan ini (invesment grade) saya lebih optimistis," kata David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×