kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kualitas SDM Indonesia terus meningkat


Selasa, 17 April 2018 / 06:24 WIB
Kualitas SDM Indonesia terus meningkat
ILUSTRASI.


Reporter: Fauzan Zahid Abiduloh, Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan pemerintah meningkatkan kualitas sumber daya manusia menunjukkan hasil positif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2017 mencapai 70,81 poin, meningkat 0,63 poin atau tumbuh sebesar 0,90 % dibanding tahun lalu.

Dengan IPM tersebut, bayi yang lahir pada tahun 2017 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 71,06 tahun, lebih lama 0,16 tahun dibandingkan dengan yang lahir tahun sebelumnya. Anak-anak yang pada tahun 2017 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 12,85 tahun (Diploma I), lebih lama 0,13 tahun dibandingkan dengan yang berumur sama pada tahun 2016.

Lalu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,10 tahun (kelas IX), lebih lama 0,15 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2017, masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp 10,66 juta per tahun, meningkat Rp 244.000 dibandingkan pengeluaran tahun sebelumnya.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, IPM Indonesia terus meningkat dalam hampir satu dekade. "Pada tahun 2010, IPM kita mencatat skor 66,53 dan terus mengalami kenaikan hingga di 2017 IPM kita menjadi 70,81%," ujar Suhariyanto, Senin, (16/04).

IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak. Pengukuran IPM menggunakan angka 0100. Terdapat empat kategori IPM, yakni rendah (IPM di bawah 60), sedang (IPM 60 hingga di bawah 70), tinggi (IPM 70 hingga di bawah 80), dan sangat tinggi (IPM di atas 80).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, naiknya IPM ini mengonfirmasi keberhasilan kebijakan pemerintah, yakni meningkatkan kualitas SDM. "Beberapa yang kami dorong, infrastruktur misalnya, sanitasi dan air bersih banyak restrukturisasi. Ini semua untuk tingkatkan kualitas SDM," jelas Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Senin (16/4).

Sri Mulyani berharap, pertumbuhan IPM ini semakin kuat ke depannya. Sebab, pada 2019, Presiden Joko Widodo mengarahkan agar belanja pemerintah fokus ke belanja manusianya. "Ini suatu swing bukan hanya growth ekonominya yang tinggi tapi IPM juga," terang Sri Mulyani.

Lana Soelistyaningsih, Ekonom Samuel Aset Manajemen mengapresiasi kenaikan IPM. Sebab, semakin tinggi IPM menunjukkan pembangunan kualitas manusia kian meningkat. "Kebijakan pemerintah, khususnya untuk pendidikan seperti wajib belajar 9 tahun dan program bantuan operasional sekolah (BOS) sudah bagus. Kini tinggal bagaimana masyarakat memanfaatkannya," jelas Lana.

Namun, menurut Research Director Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal, kenaikan IPM belum tentu mencerminkan peningkatan kualitas SDM Indonesia. Alasannya, IPM tidak merangkum semua data kondisi riil di lapangan. "Harapan lama sekolah tidak mencakup banyaknya siswa yang drop out dari sekolahnya," jelas Faisal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×