kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kreditur asing tawarkan tambahan plafon utang


Sabtu, 22 Oktober 2016 / 08:05 WIB
Kreditur asing tawarkan tambahan plafon utang


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Prospek ekonomi nasional yang cukup menjanjikan membuat beberapa lembaga pembiayaan internasional menekankan komitmennya untuk memberikan pembiayaan bagi berbagai program pembangunan di Indonesia. Bahkan, beberapa lembaga pembiayaan internasional telah berkomitmen untuk meningkatkan kucuran pembiayaannya.

Salah satunya adalah Bank Pembangunan Asia (ADB) yang berkomitmen untuk membantu pendanaan berbagai program di Indonesia demi mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga kelestarian lingkungan.

Wakil Kepala perwakilan ADB untuk Indonesia Sona Shrestha mengatakan, ADB berharap bantuan yang akan diberikan bisa mendorong pertumbuhan yang inklusif. Menurut Shrestha, untuk bisa mewujudkan pertumbuhan yang inklusif, pemerintah bisa menggunakan pembiayaan dari ADB untuk membangun infrastruktur serta memperbaiki tata kelola manajemen sektor publik.

Oleh karena itu, tahun 2017, ADB berniat meningkatkan investasi di sektor infrastruktur. "Terutama infrastruktur di sektor energi dan peningkatan efisiensi jaringan listrik nasional," ujar Shrestha dalam keterangan resminya yang dirilis Jumat (21/10).

ADB juga berniat mengembangkan energi panas bumi dan gas alam, yang dinilai akan lebih bersih. Ini sejalan dengan tujuan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan kelestarian lingkungan.

Namun, ADB tidak menjelaskan besaran komitmen investasi yang akan digelontorkan untuk Indonesia tahun depan. Sebagai gambaran, di awal 2016 lalu, ADB sempat menyebut siap menyalurkan investasi senilai Rp 135 triliun untuk lima tahun ke depan, kepada Indonesia.

Sementara pada tahun 2015, jumlah bantuan ADB yang diberikan untuk Indonesia mencapai US$ 27,2 miliar. Dari jumlah itu, sekitar US$ 10,7 miliar merupakan pembiayaan bersama (co-financing).

Lembaga donor lain yang juga berkomitmen meningkatkan pembiayaan di Indonesia adalah Japan Bank for International Cooperation (JBIC), terutama pembiayaan di bidang infrastruktur transportasi dan energi.

Lembaga keuangan asal Negeri Matahari Terbit itu juga mengklaim sudah menjadi lembaga yang penting bagi Indonesia. Mengingat, jumlah investasi atau yang sudah digelontorkan terus meningkat. Pada tahun 2016 saja, kucuran dana JBIC untuk berbagai proyek di Indonesia mencapai US$ 3,7 miliar.

Skema yang menarik

Dalam lima tahun terakhir gelontoran dana dari JBIC di Indonesia setiap mencapai US$ 1 miliar-US$ 2 miliar per tahun. Ke depan, JBIC akan mendorong pemberian pinjaman untuk program di Indonesia tanpa meminta jaminan kepada pemerintah.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengatakan, dalam setiap pertemuannya dengan lembaga-lembaga internasional, pemerintah selalu menjelaskan mengenai rencana pembangunan di Indonesia, terutama proyek strategis 2017.

Menurut Suahasil, selain menawarkan proyek strategis, pemerintah juga menawarkan berbagai skema pinjaman yang dinilai bisa menguntungkan. Tujuannya, "Agar ada skema-skema yang lebih menarik bagi investor," ujarnya.

Untuk tahun 2017, target pinjaman program untuk pemerintah pusat diperkirakan sekitar Rp 24,92 triliun. Jumlah ini lebih rendah 20% dari tahun 2016 yang sebesar Rp 31,35 triliun.

Dari total rencana pinjaman program 2017, perinciannya sebanyak Rp 23,9 triliun merupakan pinjaman program untuk kementerian/lembaga dan sisanya Rp 1,01 triliun untuk pinjaman luar negeri yang diteruskan kepada BUMN/lembaga lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×