kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KPK minta negara biayai pengobatan Novel Baswedan


Jumat, 14 April 2017 / 13:51 WIB
KPK minta negara biayai pengobatan Novel Baswedan


Sumber: TribunNews.com | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berharap pemerintah turun tangan dalam pengobatan terhadap penyidik Novel Baswedan yang disiram air keras. KPK berharap biaya pengobatan korban teror air keras itu ditanggung negara.

Ketua KPK Agus Rahardjo mengakui telah menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di rumah dinas Wakil Presiden, Selasa (11/4) malam. Agus didampingi Wakil Ketua KPK, Laode M Syarief, dan mantan Wakil Ketua KPK, Indriyanto Seno Adji.

Kepada Jusuf Kalla, Agus meminta bantuan anggaran untuk biaya pengobatan Novel Baswedan yang disiram air keras di wajahnya pada Selasa (11/4) lalu. Novel kini dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura setelah sebelumnya ditangani Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kepala Gading, Jakarta dan Rumah Sakit Jakarta Eye Centre.

Menurut Agus, KPK terpaksa meminta bantuan pemerintah karena pihaknya tidak bisa serampangan menggunakan dana untuk keperluan pengobatan Novel yang cukup besar. "Biayanya cukup besar, cukup besar lah. Kalau kami pergunakan anggaran KPK secara serampangan kan bisa jadi temuan," ujar Agus, di Jakarta, Rabu (12/4) malam.

Oleh karena itu KPK minta penambahan perawatan Novel menjadi tanggungan negara. Dari pertemuan itu, menurut Agus, pemerintah sepakat untuk memberikan tambahan anggaran bagi pengobatan Novel Baswedan.

"Nanti mungkin ada penambahan anggaran diberikan pemerintah kepada KPK khusus untuk tujuan ini (pengobatan). Karena ini merupakan musibah yang dikecam semua orang," tambah Agus.

Jusuf Kalla mengakui dirinya didatangani pimpinan KPK yang menginformasikan mengenai serangan terhadap Novel, sekaligus minta bantuan. "KPK datang untuk melaporkan kejadian itu dan meminta kerjasama dengan Polri dan pemerintah. Pemerintah nanti bantu pengobatan Novel," jelasnya, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (13/4).

Membantu pengobatan Novel menjadi keharusan bagi pemerintah karena seorang aparat negara sedang mengalami musibah saat sedang menjalankan tugasnya. Terlebih, lanjut JK, pemerintah menganggap Novel sedang menangani kasus besar. Tidak hanya bagi Novel, JK mengatakan pemerintah memiliki kewajiban untuk membantu setiap pejabat negara yang sedang mengalami musibah.

Untuk mengungkap kasus itu KPK telah menyerahkan sejumlah data dan dokumen kepada Polri. "Kami terus kerja sama dengan kepolisian. Data-data termasuk beberapa foto sudah diberikan supaya teman-teman di kepolisian bisa memonitor dan bergerak lebih mudah," ucap Agus Rahardjo.

Menurut Agus, data-data yang diberikan KPK itu sudah akurat dan kini pelaku penyerangan dalam perburuan kepolisian. "Beberapa foto sudah kami berikan, orangnya masih dicari. Kami kumpulkan data secara akurat," tambahnya.

Polda Metro Jaya membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus penyerangan terhadap Novel. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, menjelaskan tim khusus itu dipimpin Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Pol Rudy Heriyanto.

Rudy memimpin tim yang terdiri dari tiga regu anggota gabungan Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Utara, dan Polsek Kelapa Gading. "Iya, timnya itu dari polda, polres dan polsek. Ada dua sampai tiga regu. Satu regu anggota bisa sepuluh orang. Dipimpin Direskrimum," ujar Argo ketika ditemui di di Markas Kodam Jaya, Jakarta, Kamis (13/4).

Dari hasil penyelidikan sementara, air keras yang dipakai menyerang novel adalah asam sulfat. "Bahan kimia itu memang dikual bebas," ujarnya.

Saat ini, sudah ada 16 saksi yang diperiksa. Penyidik juga akan memintai keterangan istri Novel, Rina Emilda. "Istrinya masih belum diperiksa. Saksi sampai sekarang sudah 16 orang," ujar Argo.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol M Iriawan, memastikan penyerangan itu tak ada kaitan dengan bisnis online yang dikelola Rina Emilda, istri Novel Baswedan. Rina menjalani bisnis online pakaian muslim.

Dalam penyelidikan, Rina sempat diinterogasi oleh M Iriawan mengenai bisnisnya itu. "Saya tanyakan, apakah pernah ada seorang laki-laki atau pelanggan yang membeli baju, datang ke rumah. Tidak ada. Maksudnya, kalau ada, kita curiga," ujar Iriawan.

Iriawan menanyakan itu kepada Rina saat Novel masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Jakarta Eye Center, Menteng. "Saya hanya ingin tanya, siapa tahu ada yang mencoba membeli baju ke rumahnya (laki-laki). Ternyata tidak ada. Itu maksud saya," ujar Iriawan.

(theresia felisiani/dennis/amriyono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×