kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kontras: Jokowi hanya jaga imej di kasus Novel


Rabu, 09 Agustus 2017 / 16:54 WIB
Kontras: Jokowi hanya jaga imej di kasus Novel


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Presiden Joko Widodo dinilai tidak memberikan pesan yang tegas kepada Polri dalam upaya penyelesaian kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan.

Saat menerima Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Istana pada Rabu (31/7), Jokowi hanya berpesan agar kasus Novel diselesaikan secepat mungkin.

"Jokowi pesannya ngambang. Secepat mungkin itu ukurannya apa? Besok? Lusa? Minggu depan? Bulan depan? Tahun depan? Kapan?" kata Wakil Koordinator Kontras Puri Kencana Putri, saat jumpa pers mengenai evaluasi kinerja kepolisian di Kantor Kontras, Rabu (9/8).

Puri menilai, akibat pesan Jokowi yang tidak jelas maka kinerja kepolisian dalam penanganan kasus novel pasca-pertemuan pun tidak berjalan maksimal.

Setelah sembilan hari setelah pertemuan Jokowi-Kapolri, menurut dia, tidak ada kemajuan yang berarti dalam pengusutan kasus Novel. Padahal, hari ini sudah memasuki hari ke-120 sejak Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal.

"Bahayanya, kalau Presiden hanya kasih pesan umum, general, harus diselesaikan secepat mungkin, takutnya Presiden juga enggak nagih," kata Puri.

"Hanya satu kali (diingatkan), dan momentum jaga imej saja. Karena public pressure-nya menurut dia sudah cukup tinggi, 'oke sekali saya ketemu Tito'. Kita lihat nih dua Minggu belum ada progresnya. Wajah negara ini malu," ujar dia.

Puri mengatakan, saat ini pihaknya masih mencoba bersabar menunggu langkah kepolisian yang hendak meminta keterangan Novel di Singapura.

Ia berharap langkah tersebut bisa mengungkap pelaku penyerangan sekaligus dugaan keterlibatan jenderal polisi dalam kasus ini.

Namun, jika pasca pemeriksaan Novel, belum ada kemajuan yang berarti, maka Kontras bersama para aktivis antikorupsi akan kembali menuntut Presiden untuk membentuk tim gabungan pencari fakta independen.

"Kalau hasil di Singapura enggak ada progresnya, TGPF independen harus digenjot lagi. Karena penyidik mabes terbukti tidak bisa melakukan apa apa," kata dia. (Ihsanuddin)

Artikel ini sudah tayang sebelumnya di Kompas.com, berjudul: Kontras Menilai Jokowi Hanya Jaga "Image" dalam Kasus Novel

http://nasional.kompas.com/read/2017/08/09/16310411/kontras-menilai-jokowi-hanya-jaga-image-dalam-kasus-novel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×