kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kepuasan jemaah di Arafah dan Mina turun


Rabu, 01 November 2017 / 11:01 WIB
Kepuasan jemaah di Arafah dan Mina turun


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Meski tingkat kepuasan jemaah haji Indonesia tahun 1438 H atau 2017 naik ke level 84,85% atau telah memenuhi kriteria memuaskan berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), sejumlah hal masih perlu menjadi catatan dan evaluasi pemerintah.

Khususnya, pada kategori pelayanan katering, bus, dan tenda di Arafah dan Mina (Armina). Sebab, pada kategori ini, indeks kepuasan jemaah terbilang lebih rendah dibanding tujuh kategori lainnya. Bahkan, indeks kepuasan jemaah terhadap ketiganya turun dibanding 2016.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, jumlah jemaah haji Indonesia terus meningkat. Tahun ini jumlahnya bertambah 52.000 jemaah menjadi 221.000 jemaah. Sayangnya peningkatan itu tidak sebanding dengan peningkatan petugas haji yang hanya 250 petugas menjadi 3.500 petugas di tahun ini.

"Kalau tahun lalu rasionya satu petugas menangani 51-52 orang, tahun ini menjadi satu petugas melayani 63 jemaah. Padahal normalnya dalam pengalaman kami 1:40 maksimalnya," kata Lukman saat konferensi pers di BPS, Selasa (1/11).

Lebih lanjut Lukman menyebut, puncak kelelahan jemaah haji terjadi di Mina. Menurutnya, rendahnya kepuasan jemaah haji bisa saja terjadi karena pengaruh lelahnya jemaah haji.

"Puncak kelelahan itu begini, ketika kiami bertanya ke jemaah, sedang lelah, tentu feedback-nya berbeda saat dia sedang gembira. Puncak haji, kelelahan bisa pengaruhi respon orang," tambahnya.

Selain itu, pelayanan di Armina paling minim. Sebab, jemaah tinggal di tenda-tenda dan katering dari dapur umum. Tentunya hal itu berbeda dengan kualitas tempat tinggal saat jemaah berada di Mekah dan Madinah, yaitu di hotel dan makanan yang dikelola oleh perusahaan katering yang baik.

Sementara itu, kewenangan pemerintah untuk memberikan pelayanan di Arafah dan Mina sangat terbatas dan tidak seleluasa di Mekah dan Madinah. Pemerintah lanjut dia, tidak bisa memilih tenda, bus, hingga katering di Armina sesuai keinginan.

Berbeda dengan di Mekah dan Madinah, pemerintah bisa menentukan hotel, bus, hingga katering yang diinginkan. "Yang paling dikeluhkan jemaah adalah toilet, katering juga gitu. Jadi adanya seperti itu. kami mau perbaiki seperti apapun walau punya uang, enggak bisa. Semua negara sama," kata Lukman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×