Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan legislatifnya tengah menggodok tarif pajak korporasi atau perusahaan dari 35% menjadi 15%. Kebijakan tersebut diperkirakan akan mendorong perekonomian AS berimbas pada kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin mengatakan, peningkatan suku bunga acuan The Fed karena dorongan dari penurunan tarif pajak perusahaan di AS memang akan berpengaruh kepada perekonomian Indonesia. Namun, pengaruh itu sifatnya tidak langsung
"Bukan pengaruh langsung, tapi pengaruh tidak langsung yang lebih banyak. Orang akan mulai spekulasi bahwa modal akan pindah ke AS (capital outflow),” kata dia di Jakarta, Senin (11/12).
Bagaimana pun, menurut Darmin, soal modal akan pindah ke AS ini masih merupakan persepsi saja. “Tapi itu kan persepsi. Kita lihat saja nanti meng-counter-nya bagaimana," ucapnya.
Menurut Darmin, ekonomi Indonesia sendiri walau tumbuhnya tidak terlalu tinggi, memiliki kualitas yang baik. “Kalau kita lihat, indikator ekonomi kita dua-tiga tahun terakhir sebetulnya pertumbuhannya tidak tinggi sekali. Sekarang (ekspektasi tahun ini) ada pada angka 5,1%, tetapi dibarengi dengan perbaikan dari indikator lain yang merujuk pada kualitas pertumbuhan,” ujarnya.
Adapun lembaga pemeringkat utang internasional Moody's pada Senin (11/12) melansir bahwa Liquidity Stress Indicator (LSI) di Asia menurun, yakni dari 27,6% pada Oktober menjadi 26,4% pada November. LSI Indonesia pun turun dari 24% pada Oktober menjadi 23,1% pada November.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, hal ini merupakan indikasi bahwa ekonomi Indonesia tengah menuju perbaikan. Meskipun penurunan LSI-nya sendiri belum signifikan.
“Ini indikasi awal dari perbaikan ekonomi kalau saya lihat. Meskipun belum signifikan, tetapi korporasi Indonesia yang dikategorikan dengan rating jelek, kinerjanya makin baik,” kata Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
