kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kapolri: Jangan kerahkan massa saat diperiksa


Rabu, 18 Januari 2017 / 14:20 WIB
Kapolri: Jangan kerahkan massa saat diperiksa


Sumber: TribunNews.com | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengimbau kepada siapapun supaya tidak mengerahkan massa saat menjalani pemeriksaan. Sebab, pengerahan massa dapat diartikan seolah-olah menekan kerja penyidik.

"Dan sebetulnya, saya berharap kalau ada pemanggilan tolong jangan ada mobilisasi massa, karena kalau ada mobilisasi massa akan terbentuk psikologi massa," kata Tito, kepada wartawan ditemui di Mapolda Metro Jaya, Rabu (18/1).

"Psikologi massa berbeda dengan psikologi individu. Kalau psikologi individu bersifat rasional dan logis. Tetapi kalau psikologi massa itu kadang-kadang irasional," imbuhnya.

Pernyataan mantan Kapolda Metro Jaya itu terkait pemeriksaan pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq di Mapolda Jawa Barat, pada Kamis (12/1). Saat pemeriksaan dilakukan massa FPI dan GMBI berkumpul di depan Mapolda Jawa Barat yang berujung bentrok.

Apabila ada pengerahan massa, kata Tito, pihaknya kesulitan untuk mengendalikan massa. Oleh karena itu, dia menegaskan, supaya saat pemeriksaan hanya didampingi oleh tim penasihat hukum.

"Kami susah mengendalikan massa. Mengumpulkan 100 hingga 1000 massa susah mengendalikannya dan sulit karena itu ketika terjadi pemanggilan datang dengan hanya membawa lawyer. Kalau, kami benar tunjukan kebenaran itu dan sampaikan," paparnya.

Dia menjelaskan, pengerahan massa akan menimbulkan pengerahan massa yang lain karena isu-isu biasa ada yang pro dan kontra. Apalagi ini isu pancasila sensitif karena ideologi negara. Sehingga, dia menilai, pasti ada pro dan kontra.

"Oleh karena itu untuk menghindari itu jangan dipancing pengerahan massa. Bisa timbul pengerahan massa yang lain. Kalau sudah ada massa dan massa muncul pengendalian akan sulit," tambahnya.

(Glery Lazuardi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×