kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kapal LDF bisa potong waktu tempuh dua kali lipat


Minggu, 10 Desember 2017 / 22:48 WIB
Kapal LDF bisa potong waktu tempuh dua kali lipat


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemhub) mengklaim kapal Lomg Distance Ferry (LDF) dapat memangkas waktu tempuh angkutan barang hingga dua kali lipat, dibandingkan jalur darat.

"Jarak Jakarta ke Surabaya kalau pakai truk itu bisa habiskan dua hari. Sementara kalau pakai LDF hanya memakan waktu satu hari perjalanan," kata Direktur Jenderal Hubungan Darat Kemenhub Budi Setyadi saat meresmikan dua kapal LDF Jakarta-Surabaya, di Dermaga Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) Minggu (10/12).

Dua kapal perdana tersebut adalah KMP. Ferrindo 5 milik PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dengan bobot 3.587 GT dan kapasitas 160 unit kendaraan campuran. Serta KM. RORO Prayasti milik PT Jagat Zamrud Khatulistiwa yang berbobot 26.906 GT dengan kapasitas 200 unit kendaraan campuran.

Dalam melakukan pelayarannya, KMP Ferrindo 5 akan bersandar di Dermaga 107-109 Pelabuhan Tanjung Priok, dan Dermaga Zamrud, Pelabuhan Tanjung Perak. Sementara KM RORO Prayasti akan bersandar di Dermaga Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) dan Dermaga Maspion, Gresik.

Budi menambahkan, peluncuran dua kapal LDF ini memang dimaksudkan untuk mengurangi beban dari angkutan barang yang melalui Pantai Utara (Pantura) Jawa.

"Dengan adanya pengangkutan angkutan barang dengan kapal LDF akan mengurangi kapasitas Pantura yg cukup padat, karena beban truk yg diangkut di atas 40 ton hingga 50 ton. Makanya jalannya jadi rusak," kata Budi.

Sementara itu Inspektur Jenderal Kemenhub Wahyu Satrio Utomo yang turut hadir dalam acara peresmian mengatakan ada beberapa keunggulan yang dimiliki kapal LDF.

Antara lain kapal LDF terintegrasi dengan moda angkutan jalan dan kereta api dengan penanganan muatan lebih sederhana. Sehingga tidak terjadi kegiatan bongkar muat dalam perpindahan moda angkutan.

"Selain itu angkutan penyeberangan tidak memerlukan fasilitas pandu untuk olah gerak di kolam pelabuhan, dan memiliki jadwal yang tetap dan teratur, serta bersifat door to door," kata Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×