kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor masih mengeluh soal sistem pajak


Selasa, 03 Oktober 2017 / 20:33 WIB
Investor masih mengeluh soal sistem pajak


Reporter: Choirun Nisa | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Munculnya paket kebijakan ekonomi ke-16 yang baru-baru ini dikeluarkan pemerintah rupa-rupanya dirasa investor makin mempermudah investasi mereka di Indonesia. Associate Director Special Project Group I Summarecon Albert Cheong mengatakan, regulasi di Indonesia semakin mempermudah investor untuk masuk ke Indonesia, baik pemain lama maupun startup.

"Sebelumnya sangat-sangat lambat, tapi sekarang sudah lebih relax (regulasinya)," ujar Albert ketika ditemui di Hotel Pullman, Jakarta pada Selasa (3/10).

Meski sudah lebih mudah, tetapi Albert menilai masih ada regulasi yang memperlambat investasi, yakni pajak. Albert mengatakan, perihal pajak di Indonesia dinilai investor membingungkan dan membuat investor merasa tidak aman. Ia mencontohkan sistem tax amnesty.

"Setelah kemarin ditarik untuk membayar, tiba-tiba sekarang juga ditarik kembali. Investor merasa tidak aman jika ingin berinvestasi di Indonesia, apalagi di bidang Summarecon yang properti ini pun juga semakin jarang yang berinvestasi karena tadi, banyak ketidakpastian," kata Albert.

Associate Director Special Project Group I  ini menceritakan, kelesuan bisnisnya di bidang properti sudah terasa sejak dua tahun terakhir. Bisnisnya lesu lantaran tidak banyaknya masyarakat yang mau berinvestasi di bidang properti. Ia mengatakan, selain ketidakpastian perpajakan, hal ini pun didukung dengan melemahnya minat masyarakat untuk membeli.

Meski begitu, Albert mengatakan, dirinya optimis untuk tetap berinvestasi di bidang properti ke depan, namun menyasar ke kelas yang baru, yakni middle income.

"Kita melihat porsi ini semakin banyak di Indonesia, jadi kita akan mengarahkan bisnis properti ke arah sana," kata Albert.

Sebagai saran, Associate Director Special Project Group I Summarecon ini menyarankan pemerintah dapat meniru sistem perpajakan di negara lain. Ia mencontohkan negara tetangga Asia Indonesia, yakni Thailand, Malaysia, dan Singapura.

"Coba belajar dan bergaul dengan teman dan tetangga Asia-lah, mereka memiliki perpajakan yang lebih mature dari Indonesia. Lebih banyak berbicara dan mendengarkan satu sama lain tentang sistem masing-masing mungkin bisa memberi Indonesia ide perpajakan yang lebih baik," kata Albert.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×