kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini cara pemerintah dorong industri berorientasi ekspor


Jumat, 13 April 2018 / 16:14 WIB
Ini cara pemerintah dorong industri berorientasi ekspor
Rakor Bank Indonesia bersama pemerintah pusat dan daerah di Batam


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BATAM. Pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) menggelar rapat koordinasi pusat daerah (rakor Pusda) di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Dalam rakor ini, salah satu hal yang dibahas adalah strategi pengembangan industri berorientasi ekspor melalui perluasan akses pasar dan optimalisasi kawasan industri.

Menteri Koordinator Bidang perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah dan BI lebih fokus pada pengembangan industri berorientasi ekspor. Untuk mengembangkan ekspor ini, pemerintah mendorong lewat kemudahan investasi di bidang industri.

Pengembangan industri berorientasi ekspor diperlukan untk mengantisipasi perkembangan ekonomi dunia di tahun mendatang.

“Kalau (industri) tumbuh lebih baik itu berarti perdagangan dunia akan membaik, kalau membaik kita harus memanfaatkan perbaikan itu untuk meningkatkan pertumbuahan ekonomi kita,” ujar Darmin saat konferensi pers di Batam, Jumat (13/4).

Menurut Darmin, jika hal tersebut tidak terjadi maka ekonomi negara Indonesia akan semakin tertinggal dengan negara lain.

Untuk itu, pemerintah akan melakukan reformasi lebih lanjut, bahkan jauh lebih besar dalam bentuk kemudahan berinvestasi dan berusaha di Indonesia.

Selain itu, Darmin bilang pemerintah juga memastikan pemberian insentif pajak bagi investor tertentu. “Sebetulnya sudah di umumkan sebagian oleh Menkeu, yaitu dalam bentuk tax holiday itu diberikan terutama pada kegiatan hulu. Selain ini ada tax alowance dan akan di tetapkan juga kegiatan apa saja," jelasnya.

Selain ini, pemerintah juga merumuskan super deduction untuk dua kegiatan besar yakni pendidikan dan pelatihan vokasi. Dimana perusahaan atau investornya melakukan edukasi tersebut di Indonesia atau ikut serta dalam kegiatan tersebut. Kedua, riset and development (RnD).

“Kenapa itu penting, karena untuk kegiatan yang lebih tinggi tingkatan dan tekonloginya kita perlu SDM yang keterampilannya tinggi. Sehingga tujuan utnuk mendorong investasi yang berorientasi ekspor bisa dicapai,” papar Darmin.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, stabilitas makroekonomi yang terjaga disertai struktur perekonomian yang kuat merupakan prasyarat untuk membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih kuat, berkelanjutan, berimbang dan inklusif.

Guna memuluskan rencana tersebut, kata Agus perlu didukung oleh surplus neraca berjalan. Hal tersebut merupakan salah satu strategi penting yang perlu ditempuh adalah melalui percepatan pengembangan industri berorientasi ekspor, baik padat karya maupun berteknologi tinggi, termasuk industri hilir. “Perluasan akses pasar komoditas manufaktur serta penyediaan kawasan industri diyakini dapat mendorong berkembangnya industri nasional,” kata Agus.

Selain itu transaksi berjalan harus terus diperkuat, karena hal ini menjadi salah satu syarat Indonesia untuk dapat keluar dari midle income trap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×