kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini 5 prioritas untuk dorong ekonomi Jawa Barat


Rabu, 27 September 2017 / 14:34 WIB
Ini 5 prioritas untuk dorong ekonomi Jawa Barat


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Kesenjangan ekonomi di Jawa Barat masih menjadi tantangan yang perlu menjadi perhatian, meski ekonomi provinsi tersebut tumbuh di atas ekonomi nasional. Rapat koordinasi pemerintah pusat, pemerintah daerah dan Bank Indonesia (BI) atau Rakorpusda, Rabu (27/9) hari ini melihat bahwa Jawa Barat memiliki tantangan ketimpangan ekonomi secara spasial antara Jawa Barat bagian Utara dan Selatan serta kesenjangan ekonomi yang tinggi di daerah perkotaan.

Rakorpusda yang dilaksanakan di Hotel Intercontinental, Bandung, tersebut diinisiasi oleh Gubernur BI dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Hadir dalam rapat itu Dewan Gubernur Bank Indonesia, Menteri Perindustrian, serta pejabat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kementerian Perhubungan; Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; Kementerian Pariwisata; dan Kementerian Pertanian. Rapat juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat, serta sejumlah Bupati dan Walikota di Jawa Barat.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, rapat koordinasi menyepakati lima hal penting yang akan diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang konsisten dan bersinergi. Pertama, mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di Jawa Barat yang akan mendukung tumbuhnya sektor-sektor ekonomi potensial.

Ia menyebut, proyek infrastruktur yang perlu menjadi prioritas antara lain, konektivitas jalan darat yang menghubungkan Utara- Selatan dan Timur-Barat wilayah Jawa Barat antara lain Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Cigatas), dan Jalur Lintas Pantai Selatan (Pansela), akses jalan kawasan-kawasan industri di Jawa Barat bagian Utara, jalan tol dari Cipali ke Patimban, serta pembangunan Bandung Intra Urban Toll Road.

Selain itu, jalur kereta api double track Bogor-Sukabumi; Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati sebagai pusat logistik; Pelabuhan Patimban, beberapa bendungan; ketersediaan air baku untuk air bersih dan air minum; dan beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Kedua, mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial daerah sebagai sumber pertumbuhan baru yang disesuaikan dengan karakteristik daerah. Khusus untuk Jawa Barat bagian Utara kata Agus, perlu difokuskan pada sektor industri yang berdaya saing tinggi, padat karya, dan berorientasi ekspor, yaitu industri otomotif dan alat transportasi, industri makanan-minuman, industri elektronik dan telematika, serta industri tekstil dan produk tekstil.

"Sementara itu, pengembangan sektor ekonomi potensial di Jawa Barat bagian Selatan difokuskan pada optimalisasi pengolahan hasil pertanian yang berdaya saing tinggi melalui industri berbasis pertanian, serta pengembangan sektor pariwisata, termasuk sektor maritim, sebagai quick wins untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi Jawa Barat bagian Selatan," kata Agus saat konferensi pers usai Rakorpusda, Rabu siang.

Ketiga, untuk mendorong berkembangnya sektor industri berdaya saing tinggi, selain pengembangan infrastruktur fisik juga akan dilakukan dua upaya. Yakni, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDN) melalui pendidikan vokasi, misalnya melalui politeknik atau akademi dan kerjasama antar SMK dengan industri, serta meningkatkan skala ekonomi dan kapasitas IKM dan produknya melalui pendampingan yang memastikan adanya jaminan produk, keamanan, dan standar.

Keempat, pengembangan sektor pertanian difokuskan pada upaya untuk meningkatkan nilai tambah hasil produk pertanian dengan memperkuat kelembagaan petani melalui pengembangan corporate atau cooperative farming, meningkatkan akses pembiayaan usaha pertanian, dan intensifikasi pertanian.

Kelima, pengembangan sektor pariwisata dengan strategi penguatan atraksi, akses, dan amenitas (3A) sebagai quick wins melalui pengembangan destinasi unggulan pariwisata tematik yakni wisata bahari, wisata sejarah, religi, dan tradisi-seni budaya, serta desa wisata.

"Prioritas destinasi wisata yang dapat dikembangkan antara lain Pelabuhan Ratu dan Tanjung Lesung. Di samping itu akan dilakukan penguatan branding dan promosi pariwisata yang terintegrasi dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi dan e-commerce," tambah Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×