kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Himbara dukung pembaruan data penerima bansos


Senin, 08 Januari 2018 / 22:16 WIB
Himbara dukung pembaruan data penerima bansos


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Hubungan Kelembagaan dan Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati  mendukung rencana Kementerian Sosial yang akan membuat Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-NG) yang akan menjadi basis data Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program Bantuan Sosial.

Kata perempuan yang kerap disapa Susi ini, penyempurnaan basis data tersebut berguna bagi pihak Himpunan Bank Negara (Himbara) untuk mengeliminasi data ganda KPM.

"Saat ini masih ada data ganda untuk KPM, mudah-mudahan dengan pembentukan Big Data ini masalah data ganda bisa teratasi," katanya Kepada KONTAN, Senin (8/1).

Masalah data ganda ini dijelaskan Sulistyowati terjadi lantaran tak seluruh penerima bansos Memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK), sehingga dibuatlah nomor peserta KPM. Nah kedua data ini yang kerap tumpang tindih.

Dengan Big Data tersebut, Sulistyowati mengatakan pihak perbankan juga akan dimudahkan dalam proses pembukaan rekening tabungan.

"Apabila data sudah clear dan kita merujuk satu identitas sebagai acuan akan memudahkan perbankan dalam melakukan pembukaan rekening," sambungnya.

Sebelumnya Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa bilang, saat ini Kemsos telah mempersiapkan SIKS-NG yang akan mengumpulkan data fakir miskin secara real time.

""Big data ini akan jadi referensi seluruh Pemda. Jadi kita harapkan kemudian pemda bisa langsung ganti penerima yg dirasa sudah tidak eligible, atau yang Jamila (Jadi Miskin Lagi) bisa kembali dimasukkan," kata Khofifah kepada KONTAN belum lama ini.

Rencananya pengadaan SIKS-NG akan dilaksanakan melalui lelang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBI). Kata Khofifah ada 15 investor yang telah menyatakan ketertarikannya. Di mana dua di antaranya berasal dari China, dan Singapura, serta ada pula anak perusahaan BUMN.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×