kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga komoditas seret ekonomi Indonesia


Selasa, 28 Juli 2015 / 11:21 WIB
Harga komoditas seret ekonomi Indonesia


Reporter: Adinda Ade Mustami, Asep Munazat Zatnika | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Tren penurunan harga komoditas  bakal menyeret Indonesia ke jurang perlambatan pertumbuhan ekonomi. Apalagi, komoditas masih jadi salah satu unggulan ekspor Indonesia. 

Dari dua ekspor komoditas andalan Indonesia yakni batubara dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) saja. Dua komoditas ini mencuil masing-masing 10% dari total ekspor Indonesia. 

Ekonom Bank BCA David Sumual menghitung, harga batubara dan CPO memberi kontribusi 24% terhadap pertumbuhan Indonesia. Masalahnya harga komoditas saat ini dalam tren penurunan.Celakanya, ekspor dua komoditas ini sekarang stagnan.

Biang keladinya: perlambatan ekonomi negeri China. "Perlambatan ekonomi 1% di China berdampak pada perlambatan ekonomi 0,2% di Indonesia," tandas David, Senin (27/7).  Perlambatan ekonomi di China membuat permintaan komoditas, khususnya batubara dari Indonesia turun.

Saat yang sama, ekspor mineral juga menurun akibat larangan ekspor Freeport. Ekspor Freeport baru dibuka hari ini, Selasa (28/7). Dengan fakta-fakta seperti itu,   kalkulasi David,  pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini bisa di bawah 4,7%.

Apalagi, tren penurunan harga komoditas masih belum akan berhenti. Mengutip data Kantor Pemasaran Bersama (KBP) Nusantara, harga lelang minyak sawit mentah Indonesia turun 11% sejak awal tahun 2015. Bahkan kemarin (27/7) harga lelang CPO di level terendah tahun ini yakni hanya Rp 7.820 per kilogram

Rata-rata harga CPO lokal selama setahun adalah Rp 8.448,54 per kilogram. Sedang, harga rata-rata batubara US$ 56,8 per metrik ton (MT), turun dari posisinya tertingginya pada pertengahan April 2015 sebesar US$ 63 per MT.

Menurut proyeksi Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistyaningsih, penurunan CPO dan batubara masih akan lama.  "Apalagi harga minyak mentah dalam tren turun pasca Iran lepas dari embargo ekonomi," kata Lana ke KONTAN, Senin.

Meski begitu Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro masih optimistis pertumbuhan ekonomi di atas 5% di tahun ini.  Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua yang lebih tinggi dari kuartal pertama menjadi pemicu. Bahkan, Bambang juga yakin, kuartal tiga bisa lebih baik lagi , karena ada dorongan konsumsi di bulan puasa dan Lebaran.

Adapun, Badan Pusat Statistik baru akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal II di awal Agustus. Namun melihat tren sejak 2011,  kuartal II selalu lebih rendah dari kuartal I, kecuali di  2012. Jika data historis ini  terulang, pemerintah harus segera mencari jalan keluar agar ekonomi kita tak ikut terseret resesi global.           

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×