kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,20   9,85   1.06%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga beras naik, pemerintah cek stok


Sabtu, 04 Agustus 2018 / 07:09 WIB
Harga beras naik, pemerintah cek stok
ILUSTRASI. Bongkar muat beras di Pasar Induk Beras Cipinang


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemarau yang terbilang ekstrem melanda sejumlah sentra produksi beras di tanah air. Alhasil, harga beras dalam tiga hari terakhir pelan-pelan menanjak.

Karena itu, kemarin (3/8), Presiden Joko Widodo memanggil sejumlah menteri untuk membahas kenaikan harga beras. Yakni, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Ikut hadir Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.

"Presiden meminta sebelum kenaikan harga beras berlanjut semakin tinggi, kami harus mengecek kesiapan stok beras menyambut musim kemarau saat ini," ujar Darmin usai dipanggil Presiden.

Darmin mengakui, dampak kekeringan mulai terasa di beberapa daerah lumbung beras. Makanya, ia menduga, pedagang memanfaatkan kondisi itu untuk menggerek harga beras, meskipun kenaikannya masih kecil. Namun, Presiden meminta hal tersebut harus segera diatasi sebelum harga beras naik tinggi.

Guna mengantisipasi kondisi ini, Darmin menjelaskan, pemerintah bakal melakukan operasi pasar buat mengetahui stok beras yang tersedia di pasaran. Untuk itu, Perum Bulog sudah menyiapkan perangkat penyelenggaraan operasi pasar sehingga tidak ada masalah terkait pangan.

Budi Waseso mengatakan, Perum Bulog sudah siap menghadapi kemarau panjang yang berpotensi besar mengganggu produksi di daerah-daerah penghasil beras. Saat ini, stok beras di gudang BUMN logistik tersebut masih banyak, total mencapai 2,2 juta ton. Bahkan, ia mengklaim, gudang Bulog khususnya di Jawa sudah tidak cukup lagi menampung beras.

"Di daerah kan penyerapan juga tinggi termasuk gudang-gudang di wilayah mulai penuh. Nah, ini artinya, kami siap menghadapi kekeringan itu," tegas Budi Waseso.

Untuk menghadapi kekeringan, Budi Waseso yang akrab disapa Buwas memprediksikan, kebutuhan beras untuk operasi pasar paling tinggi sebanyak 500.000 ton. Karena itu, dia optimistis angka itu terpenuhi.

Mengutip data infopangan.jakarta.go.id, harga beras jenis IR42 per 3 Agustus 2018 rata-rata Rp 12.152 per kilogram (kg) dan paling tinggi Rp 14.500 per kg. Sementara harga beras Setra I/premium rata-rata Rp 12.486 per kg dan tertinggi Rp 15.000 per kg. Harga beras rata-rata naik Rp 50 per kg dari hari sebelumnya.

Sementara data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, rata-rata harga beras sebelum dan sesudah Lebaran hingga Jumat (3/8) stabil di kisaran Rp 11.650-Rp 11.700 per kg.

Itu sebabnya, inflasi Juli yang berlari sejauh 0,28% tanpa ada andil beras. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi paling tinggi yakni 0,86%, penyumbang terbesarnya adalah telur dan daging ayam ras. Inflasi telur dan daging ayam ras selama Juli masing-masing sebesar 0,08% dan 0,07%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×