kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harapan pengusaha pada gubernur baru DKI


Senin, 17 April 2017 / 20:47 WIB
Harapan pengusaha pada gubernur baru DKI


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua yang akan berlangsung 19 April 2017, menimbulkan harapan baru untuk para pengusaha.

Roy N. Mandey, Ketua Umum Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) berharap, pilkada putaran kedua berjalan tertib dan kondusif. Karena, jika terjadi kerusuhan, peritel akan cukup terpukul.

"Kita tahu, Jakarta memerlukan keamanan dan kelancaran saat Pilkada," jelas Roy pada KONTAN, Senin (17/4).

Roy bilang masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemimpin baru Jakarta. Antara lain, banyaknya aturan yang masih menghambat aturan industri. Dia juga meminta pemimpin baru bisa melakukan keadilan keberpihakan terhadap rakyat kecil maupun pengusaha.

"Kami berharap yang baru punya keberpihakan secara meyeluruh," ujar Roy.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani mengatakan, pimpinan baru Jakarta harus bisa menjadikan ibu kota ini lebih baik. Salah satu indikatornya, bisa menekan rasio gini.

Rasio gini mengukur ketimpangan kesejahteraan atau pendapatan yang terjadi di suatu daerah. Skala 0 menunjukkan kawasan tersebut bisa melakukan pemerataan penuh, sedangkan rasio 1 terjadi ketimpangan penuh. 

Rasio gini Jakarta dari 2013 sebesar 0,43 turun menjadi 0,41 pada tahun 2016. Meski turun, ketimpangan masih dinilai besar.

"Kita lihat, gap kemiskinan masih cukup besar, sebagai kota urban kita masih lihat perbedaanya," kata Shinta.

Nah, untuk sektor bisnis, menurut dia, Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru, harus bisa membenahi regulasi bisnis di Jakarta. Tapi faktor keamanan dan fasilitas pendukung transportasi juga harus dibenahi agar iklim bisnis di Jakarta jadi lebih cerah.

"Yang utamanya, regulasi harus banyak yang dibenahi, jadi berbagai peraturan daerah di Jakarta harus dievaluasi kembali. Regulasi adalah faktor utama yang harus manjadi dibereskan," kata Shinta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×