kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harapan hidup manusia Indonesia naik


Kamis, 16 Juni 2016 / 12:19 WIB
Harapan hidup manusia Indonesia naik


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada 2015. Pada 2015, IPM Indonesia mencapai 69,55, naik 0,65 poin dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 68,90.

Angka itu telah mencapai target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015. Kepala BPS Suryamin bilang, kenaikan IPM tahun lalu menjadi yang tertinggi sejak 2010.  Pada tahun 2011, IPM naik 0,84% dibanding 2010, pada 2012 naik 0,9%, dan pada 2013 naik 0,91%. Untuk tahun 2014 IPM naik 0,87%, dan tahun 2015 naik 0,94% dari tahun 2014.

Walau ada kemajuan  cukup besar, namun status pembangunan manusia Indonesia masih belum bergerak dari posisi sedang. Status itu sudah disandang sejak 2010. Status IPM termasuk tinggi jika indeksnya mencapai 70-80. "Masih berstatus sedang," kata Suryamin dalam konferensi pers di BPS, Rabu (15/6).

IPM dinilai sebagai indikator penting mengukur keberhasilan membangun kualitas hidup manusia. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan. BPS mencatat, kenaikan IPM 2015 disebabkan kenaikan tiga dimensi pembentuknya. Pertama, angka harapan hidup yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat yang naik menjadi 70,78 tahun, dari 2014 yang 70,59 tahun.

Kedua, harapan lama sekolah sebesar 12,55 tahun, naik 0,16 tahun dibandingkan pada 2014. Juga rata-rata penduduk  usia 25 tahun ke atas yang menempuh pendidikan selama 7,84 tahun, meningkat 0,11 tahun dibandingkan 2014

Ketiga, dimensi standar hidup layak yang dilihat dari pengeluaran per kapita sebesar Rp 10,150 juta, tumbuh 2,49% dari tahun sebelumnya.

Ekonom Institute for Development and Finance (Indef), Eko Listiyanto bilang,  kenaikan IPM disebabkan  anggaran untuk kesejahteraan sosial makin besar, terutama untuk kesehatan dan pendidikan. Namun jika dilihat keseluruhan, baru ada 8 provinsi dengan IPM tinggi, sedangkan rata rata provinsi masih sedang. "Masih banyak pekerjaan rumah pemerintah," katanya.

Dominasi status sedang disebabkan keterbatasan sarana prasarana dan sumber daya manusia di bidang kesehatan dan pendidikan.

Dibanding negara lain, IPM Indonesia masih tertinggal. Pada 2015 IPM Indonesia di peringkat 110 dari 188 negara, di bawah  Thailand (93), Brasil (75), dan Malaysia (62). Namun IPM Indonesia masih lebih baik dibanding India yang ada di peringkat 130.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×