kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ganjil-genap bisa tekan kemacetan hingga 40%


Selasa, 06 Maret 2018 / 11:12 WIB
Ganjil-genap bisa tekan kemacetan hingga 40%
ILUSTRASI. PROYEK DI JALAN TOL JAKARTA-CIKAMPEK


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemhub) berencana memperluas penerapan aturan ganjil genap di sejumlah ruas tol di Jabodetabek. Rencana itu akan dijalankan jika penerapan ganjil genap di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek berdampak signifikan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya memastikan akan mulai menerapkan aturan pelat nomor ganjil-genap untuk membatasi kendaraan pribadi di gerbang jalan tol Bekasi Timur dan Bekasi Barat. Aturan ini mulai berlaku 12 Maret 2018 untuk membatasi masuknya mobil pribadi ruas tol Jakarta-Cikampek.

Aturan ini diharapkan dapat menekan kemacetan di ruas tol Jakarta-Cikampek hingga 40% dari kondisi normal. "Kami harap dampaknya signifikan, kalau bagus kami akan terapkan untuk pagi dan sore, atau jika perlu Bogor juga diberlakukan," ujarnya Menhub, Senin (5/3).

Budi Karya bilang, instansinya saat ini tengah melakukan pemetaan titik kemacetan di sejumlah lokasi lain selain di ruas tol Jakarta-Cikampek. Menurutnya, pengaturan sistem ini akan diberlakukan juga di wilayah lain seperti di ruas jalan tol di daeah Depok, Bogor, dan Tangerang.

Untuk penerapan kebijakan ganjil-genap di ruas tol Jakarta-Cikampek, akan diikuti evaluasi secara berkala. Sebab selain kendaraan pribadi,  yang akan terdampak adalah kendaraan logistik. Sebabnya, jam operasional truk logistik akan diatur. "Kami jalani dulu, kalau ada satu pemikiran lain nanti, kami selalu siap melakukan evaluasi. Semestinya tiga bulan kami coba dulu kalau bagus," imbuhnya.

Dalam rangka penerapan kebijakan ini, Budi Karya dan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan melakukan sosialisasi langsung dengan membagikan brosur kepada pengendara di akses tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur arah Jakarta.

Brosur tersebut berisi informasi tiga peraturan yang diberlakukan di ruas tol Jakarta-Cikampek pada 12 Maret 2018, yaitu jam operasional angkutan barang pada Golongan III, IV dan V, lajur khusus angkutan umum dan ganjil genap di tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur arah Jakarta. Brosur tersebut juga memuat tentang jadwal keberangkatan bus angkutan umum ke arah Jakarta dari Bekasi.

Dalam brosur disebutkan, kebijakan ganjil genap berlaku mulai 12 Maret 2018 untuk kendaraan pribadi dari Senin hingga Jumat pukul 06.00-09.00 WIB. Pembatasan akan dilaksanakan di akses masuk Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur arah Jakarta. 

Jalur alternatif

Kebijakan penerapan ganjil genap akan berdampak pada kendaraan pengangkut logistik. Oleh karena itu pengusaha meminta pemerintah agar menyediakan jaluar alternatif untuk kendaraan logistik.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengatakan, pemerintah bisa  mempercepat pembangunan sejumlah ruas jalan tol lain. Seperti, ruas jalan tol Cilincing-Cibitung, tol Becakayu, penertiban jalan Kalimalang, serta pembangunan jalur antar kawasan industri.

"Itu harus dibereskan, jadi kami pengusaha truk punya jalur alternatif jalan," jelas Kyatmaja.

 Sementara itu, Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno meminta pemerintah untuk segera merevitalisasi sarana dan prasarana angkutan umum. Sambil menunggu perbaikan angkutan umum itu, menurut Djoko, penyediaan bus umum yang dapat menjemput langsung dari titik perumahan bisa mendorong masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi.

"Berikan pada waktu jam berangkat dan pulang kerja, tapi tarifnya yang murah saja," ujar Djoko.

Djoko mengakui hal tersebut membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Karena itu, bila pemerintah pusat belum memiliki anggaran untuk penyediaan bus penjemputan tersebut di tahun ini, dia mengusulkan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta turut membantu penyediaan bus.

Sebab DKI Jakarta memiliki anggaran yang besar dan menjadi daerah yang paling merasakan dampaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×