kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45937,59   9,24   0.99%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fitch: Politik bisa mengganggu momentum reformasi


Kamis, 20 Juli 2017 / 13:52 WIB
Fitch: Politik bisa mengganggu momentum reformasi


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Lembaga pemeringkat keuangan internasional, Fitch Ratings kembali menegaskan Long Term Foreign dan Local Currency Issuer Default Rating Indonesia di level 'BBB-' atau layak investasi dengan outlook Positif. 

Direktur dan Primary Analyst Fitch Ratings Thomas Rookmaaker mengatakan, peringkat ini diperoleh Indonesia lantaran beban utang pemerintah yang rendah dan seimbang.

Namun demikian, Fitch mencatat bahwa masih ada beberapa faktor struktural yang tertinggal dibandingkan negara peers lainnya, yakni standar tata kelola dan lingkungan bisnis yang membaik meski masih berat.

Dorongan reformasi struktural yang kuat sejak September 2015 secara bertahap Indonesia telah memperbaiki lingkungan bisnis yang sulit, termasuk pengurangan jumlah dan lamanya prosedur birokrasi dan pendekatan standar terhadap penetapan upah minimum.

“Namun, agenda reformasi bisa kehilangan momentum jika friksi politik dan agama menjadi gangguan dari pembuatan kebijakan ekonomi menuju pemilihan Presiden 2019,” kata Thomas dalam keterangan tertulis, Kamis (20/7).

Fitch mencatat Pemilihan gubernur DKI Jakarta yang diadakan awal tahun ini menggambarkan bagaimana isu tersebut dapat mendominasi wacana pemilihan. Selain itu, tindakan yang dianggap menguntungkan bisnis domestik dapat menghalangi investasi asing.

Meski demikian, Indonesia dianggap memiliki prospek pertumbuhan yang baik dan eksposur terhadap risiko sektor perbankan yang terbatas.

“Indonesia terus memperkuat kebijakan makro ekonomi dengan fokus pada stabilitas makro dan pertumbuhan yang berkelanjutan sejak kami merevisi Outlook Indonesia menjadi Positif dari Stabil di bulan Desember 2016,” katanya.

Selain itu, ada pula perlambatan kenaikan utang luar negeri perusahaan. Hal itu dinilai telah berkontribusi terhadap peningkatan ketahanan keuangan eksternal Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×