kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Era bunga murah masih tetap bisa berlanjut


Jumat, 09 Maret 2018 / 10:53 WIB
Era bunga murah masih tetap bisa berlanjut
ILUSTRASI. Gubernur BI Agus Martowardojo


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) masih berlangsung. Pelemahan rupiah terjadi seiring keluarnya dana asing di pasar saham domestik. Meski tekanan terhadap kurs rupiah diprediksi masih akan berlanjut hingga penghujung tahun, Bank Indonesia (BI) optimistis masih bisa mempertahankan era suku bunga acuan rendah yang sudah berlangsung sejak tahun 2017.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, BI berusaha sehati-hati mungkin merespons dinamika pergerakan nilai tukar rupiah yang sedang berlangsung. Salah satu respon yang dilakukan adalah intervensi rupiah di pasar.

Pada Februari lalu, cadangan devisa Indonesia turun menjadi US$ 128,06 miliar dari Januari 2018 sebesar US$ 131,98 miliar. Salah satu penyebabnya adalah untuk operasi moneter menjaga kurs rupiah terhadap dollar AS.

"Kami berkomitmen mengelola dan menjaga fluktuasi (volatilitas) nilai tukar rupiah agar tetap sejalan dengan kondisi fundamental makroekonomi domestik," jelas Agus, Rabu (7/3).

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara sebelumnya juga pernah menegaskan, walau nilai tukar rupiah sudah di bawah nilai wajarnya atau undervalue, namun kebijakan moneter terutama suku bunga di BI masih kurang alasan untuk dinaikkan.

Rencana kenaikan suku bunga Fed Fund Rate lebih dari empat kali juga dinilai bukan alasan. "Bukan berarti kalau Fed naikkan terus BI naikkan bunga. Buktinya Fed sudah naikkan bunga lima kali, dan BI bisa turunkan bunga delapan kali," kata Mirza. Menurutnya naik turunnya suku bunga acuan tergantung kondisi inflasi. Jika inflasi masih stabil rendah, BI mempertahankan suku bunga acuan.

Prospek ekonomi

Kepala Kajian LPEM FEB UI Febrio N Kacaribu menganalisa, tekanan terhadap rupiah berpotensi terjadi sepanjang 2018 dengan probabilitas kenaikan FFR dua hingga tiga kali. Kemungkinan BI akan mempertahankan rupiah dengan arah depresiasi sekitar 3%–4% tahun ini. "Suku bunga kebijakan BI tidak perlu dinaikkan. Intervensi yang terukur dan tepat sasaran adalah yang diperlukan saat ini," terang Febrio ke KONTAN, Kamis (8/3).

Menurut Febrio, tingkat suku bunga kebijakan tidak cukup efektif menyetop aliran modal jangka pendek ke luar. Yang dapat menahan dan bahkan menarik lagi aliran model adalah prospek perekonomian riil. "Satu-satunya yang bisa dilakukan BI dalam jangka pendek adalah mensuplai dollar AS ke pasar dan membeli rupiah," jelas Febrio.

Nah, cadangan devisa berguna untuk situasi seperti ini. Ini pernah terjadi pada pertengahan 2011 sampai pertengahan 2013, yang menjadi periode intervensi BI yang cukup panjang. Waktu itu, cadangan devisa turun dari US$ 123 miliar ke US$ 93 miliar dalam periode dua tahun. Dalam periode itu rupiah melemah dengan tingkat depresiasi 8,6% per tahun.

Langkah pendalaman pasar finansial juga bisa dilakukan, tetapi ini bukan jangka pendek. BI bisa mengembangkan portofolio baru untuk menjaga stabilitas pasokan valuta asing di pasar. Namun, ini butuh 3–5 tahun dan sangat ditentukan oleh kenaikan pendapatan per kapita.

BI juga disarankan tidak membuat kebijakan yang menimbulkan kegelisahan pasar. "Seperti kewajiban membawa masuk hasil ekspor, justru menimbulkan kesan panik," tandas Febrio.

Ekonom BCA David Sumual menambahkan, BI perlu memperbanyak kerjasama dengan bank sentral lain yang bisa memperbanyak pasokan dollar. "Kalau bisa kerjasama langsung dengan The Fed, mereka yang produksi dollar. Selama ini hanya Meksiko dan Brazil yang punya kerjasama itu," tambah David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×