kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom nilai RAPBN 2017 cukup realistis


Minggu, 25 September 2016 / 21:40 WIB
Ekonom nilai RAPBN 2017 cukup realistis


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI telah menyelesaikan pembahasan asumsi makro pada RAPBN 2017. Dalam asumsi makro tersebut ditetapkan bahwa pertumbuhan ekonomi dipatok 5,1%.

Kemudian dalam rapat beberapa waktu lalu ditetapkan, inflasi 4%, SPN tiga bulan 5,3%, nilai tukar rupiah Rp 13.300 per dollar AS. Sementara target pembangunan yang sudah disepakati adalah untuk tingkat pengangguran 5,6%, kemiskinan 10,5%, gini ratio 0,39 dan index pembangunan Manusia (IPM) sebesar 70,1.

Ssumsi harga minyak mentah Indonesia atau IPC dipatok sebesar US$ 45 per barel. Kemudian target produksi siap jual atau lifting minyak sebesar 815.000 barel per hari (bph) dan target lifting gas 1.150 juta per barel. "Total target penerimaan migas dari kegiatan hulu migas Rp 105,4 triliun," ungkapnya.

Kemudian, dalam banggar juga menyepakati defisit anggaran pada 2017 sebesar 2,41%. Pembiayaan utang pada RAPBN 2017 juga telah ditetapkan yaitu untuk pinjaman neto sebesar 1,2%, pinjaman dalam negeri 2,1%, pinjaman luar negeri 2%. "Pembayaran cicilan pokok pinjaman dalam RAPBN 2017 sebesar Rp 389 triliun," jelasnya.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Suahasil Nazara menyampaikan, RAPBN yang disusun kali ini cukup masuk akal. Pasalnya penyusunan posturnya disesuaikan dengan realisasi penerimaan tahun ini, bukan mengaca pada APBN-P 2016.

Sementara Ekonom Samuel Aset Management, Lana Soelistianingsih mengatakan, jika melihat asumsi makro yang telah ditetapkan oleh DPR dan pemerintah, angka tersebut masih realistis. Namun dengan beberapa catatan. "Pertumbuhan ekonomi 5,1% masih realistis, namun dengan beberapa catatan," katanya.

Kunci pertama, pemerintah harus memaksimalkan belanja pemerintah, dalam artian pemerintah jangan lagi melakukan pemangkasan anggaran seperti yang diakukan pada tahun ini. Kemudian, pemerintah harus menjaga konsumsi rumah tangga. Ketiga menjaga harga komoditas, selain menjaga konsumsi rumah tangga juga akan meningkatkan ekspor Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×