kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dua syarat untuk dapat investment grade


Jumat, 22 Mei 2015 / 13:26 WIB
Dua syarat untuk dapat investment grade


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indonesia berpeluang menjadi negara layak investasi dengan mendapat rating “investment grade” dari tiga lembaga pemeringkat, Standard and Poor’s (S&P), Fitch Rating, dan Moody’s, setelah S&P menaikkan outlook rating  Indonesia dari Stable menjadi Positive Outlook, pada Kamis (21/5). Ekonom PT Bank Central Asia (BCA), David Sumual mengatakan, biasanya outlook itu cerminan atau sinyal bahwa dalam waktu dekat lembaga pemeringkat akan menaikkan ratingnya.

“Sekarang ini kan outlook-nya positif, biasanya dalam enam atau 12 bulan ke depan itu ada kemungkinan kita dinaikkan ratingnya satu level, ke investment grade. Karena tinggal S&P yang belum menaikkan. Yang dua lagi kan sudah, Fitch dan Moody’s,” kata David, dihubungi Kompas.com, Jumat (22/5).

David menuturkan, banyak lembaga investasi di dunia seperti asuransi dan dana pensiun dunia mensyaratkan sebuah negara harus mencapai rating “investment grade”. “Jadi, mereka ada prasyarat bahwa mereka hanya investasi di negara-negara yang ketiganya (S&P, Fitch, dan Moody’s) sudah investment grade,” imbuh David.

Biasanya, sambung David, setelah perbaikan peringkat dalam investasi portofolio, investasi jangka panjang akan mengikuti. Banyak investor jangka panjang menjadikan peringkat sebagai salah satu acuan, untuk membenamkan modalnya di sebuah negara.

Perbaikan peringkat dalam investasi portofolio juga nantinya akan berpengaruh ke pasar obligasi, pasar modal, dan berujung ke tingkat suku bunga secara keseluruhan. David menuturkan, hal seperti ini pernah terjadi di Filipina. “Rating Filipina lebih tinggi dibanding kita. Sehingga suku bunga obligasi mereka hanya separuh Indonesia. Obligasi pemerintah kita yang 10 tahun itu sekitar 8 persen (yield). Filipina itu sekitar 4-5 persen. Jadi bisa lebih murah pinjam, dan itu bisa mendorong pertumbuhan,” jelas David.

Untuk kembali menaikkan peringkat dari outlook positif menjadi “investment grade”, David mengatakan ada dua syarat yang harus dilakukan pemerintah. David mengatakan, jika kredibilitas Indonesia membaik, pertumbuhan ekonomi juga akan terkerek. “Kita bisa setara dengan Filipina (6-7 persen pertumbuhan ekonomi), kalau reformasi struktural terus berlanjut, dan kebijakan yang sudah diambil bisa konsisten dijalankan. Itu saja dua syaratnya sih yang harus dipenuhi (untuk mencapai investment grade),” pungkas David. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×