kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dua jurus BKPM mengejar realisasi investasi di tengah gejolak pasar


Senin, 30 April 2018 / 20:28 WIB
Dua jurus BKPM mengejar realisasi investasi di tengah gejolak pasar
ILUSTRASI. Kepala BKPM menjelaskan realisasi investasi


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menanggapi kondisi perekonomian secara eksternal yang bergejolak, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memutar otak untuk menggenjot target realisasi investasi.

Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan, ada dua hal yang terpaksa ia lakukan untuk merespon faktor eksternal ini. Sebab, memenuhi target investasi di tengah ketidakpastian global cenderung sulit.

Pertama, yakni lebih fokus kepada investasi megaproyek yang bernilai investasi besar. Dengan demikian, bisa berkontribusi besar untuk realisasi investasi sampai akhir tahun.

"Sekali menetas, dapatnya banyak. Supaya benar-benar jadi," kata Thomas di Kantor Pusat BKPM, Senin (30/4).

Kedua, menggenjot investasi di Pulau Jawa. Sebab, menurut Thomas, realisasi investasi di Jawa lebih mudah dilakukan ketimbang di daerah luar Jawa.

"Dalam jangka pendek kami harus genjot investasi di Jawa karena itu paling gampang, Namun, tentunya pembangunan ekonomi yang indonesiasentris tetap jadi komponen utama strategi, tapi khusus jaga realisasi investasi 2018-2019 saya akan fokus ke realisasi-realisasi di Jawa," jelasnya.

Thomas melanjutkan, dia melihat bahwa investasi langsung asing di Indonesia dalam empat tahun terakhir diselamatkan dua sektor, yakni smelter terutama nikel dan sektor e-commerce dan ekonomi digital yang pelaku utamanya kebanyakan dari Tiongkok.

Proyek smelter sendiri kebanyakan adalah megaproyek yang selama ini banyak di Morowali dan Maluku yang sudah menghasilkan lebih dari Rp 30 triliun sehingga investasi seperti ini penting untuk menjaga realisasi investasi.

Adapun untuk e-commerce, Thomas mengatakan, arus modal ke perusahaan seperti Go-Jek, Grab, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, dan lain sebagainya sangat berperan penting. Namun, 90% dari arus modal itu ia perkirakan masuk ke DKI Jakarta.

"Jadi, kalau saya mau realisatis, jaga 2018 2019 ini yg harus saya konsentrasikan. Guna menjaga tren pertumbuhan investasi yang sehat di tengah tren ekonomi jangka pendek ini. Saya mungkin akan genjot realisasi di Jawa dan di smelter, dan industri dasar seperti baja, petrokimia, aluminum smelter. Kemudian e-commerce yanh sebagian besar masuknya lewat Jakarta karena mereka basis operasinya di Jakarta," kata dia.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×