kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dollar kuat mengangkat prospek ekspor produk kayu


Senin, 02 Juli 2018 / 19:22 WIB
Dollar kuat mengangkat prospek ekspor produk kayu


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek industri kayu Indonesia cerah.  Maklum, permintaan dunia sedang tinggi, apalagi kurs dollar AS sedang menguat.

"Sekarang kesempatan untuk ekspor produk kayu dan olahan lebih besar karena harga dollar tinggi dan produk kayu olahan Indonesia sangat kompetitif," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (2/7).

Prospek pertumbuhan ekonomi global yang membaik membuat kebutuhan terhadap produk olahan kayu terus meningkat. Ini terlihat dari data ekspor produk kayu yang dihimpun Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) per Mei 2018 bahwa nilai ekspor hasil hutan sudah mencapai US$ 5,71 miliar. Jumlah ini meningkat dari Januari 2018 sebesar US$ 978,6 juta.

Adapun kontributor utama dari ekspor hingga bulan Mei 2018 tersebut adalah produk paper dengan nilai US$ 1,73 miliar, menyusul produk panel dengan total nilai US$ 1,2 miliar. Lalu ekspor produk furnitur dan pulp senilai US$ 1,1 juta, serta produk wood working senilai US$ 585,5 juta.

Sekadar mengingatkan sejak tahun ini Indonesia memang tidak membuka keran ekspor kayu bulat alias kayu log lantaran menimbang upaya pelestarian alam sekaligus demi meningkatkan kualitas produk hilir.

Atas keputusan tersebut, Indroyono mengatakan, pengusaha mulai berlomba-lomba meningkatkan nilai jual produk kayu mereka. Peningkatan kualitas itu disambut dengan permintaan bertubi dari pasar internasional. Apalagi kurs dollar yang tinggi menyebabkan keuntungan lebih saat melakukan konversi mata uang dari hasil perdagangan internasional tersebut.

Untuk menyambut potensi pasar tersebut, APHI juga telah membuka sistem Indonesia Timber Exchange (ITE), yakni sebuah marketplace online untuk mempertemukan pengusaha kayu dan pengolahnya. Menurut Indroyono, sistem ini mampu memotong berbagai jalur admnistrasi yang rawan calo dan mempercepat realisasi kontrak pada perusahaan-perusahaan besar maupun kecil yang berada di bawah naungan APHI.

"Permintaan pasar selalu lebih besar daripada kemampuan kita, maka ini jadi saat yang sangat tepat untuk kembangkan industri kayu," kata Indroyono.

Ia menambahkan, KLHK tahun ini menargetkan ekspor kayu olahan senilai US$ 10 miliar. Namun, Indroyono melihat realisasi bisa mencapai kisaran US$ 5 - US$ 6 miliar. Tidak menutup kemungkinan target tersebut bisa tercapai bila pemerintah terus gencar mendukung industri kehutanan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×