kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Darmin: Penurunan ekspor-impor tak pengaruhi makro


Selasa, 17 Oktober 2017 / 11:02 WIB
Darmin: Penurunan ekspor-impor tak pengaruhi makro


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution optimistis, kondisi ekonomi makroekonomi Indonesia di kuartal ketiga tahun ini akan membaik, meskipun, data ekspor dan impor September 2017 turun dibanding bulan sebelumnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada September 2017 sebesar US$ 14,54 miliar, turun 4,51% dibanding bulan sebelumnya. Sementara nilai impor September 2017 sebesar US$ 12,78 miliar, turun lebih dalam 5,31% dibanding bulan sebelumnya.

Akibatnya, neraca perdagangan bulan lalu mencatat surplus US$ 1,76 miliar, tertinggi sejak November tahun lalu.

Darmin mengatakan, meski turun dibanding bulan sebelumnya, baik ekspor maupun impor masing-masing mengalami kenaikan dibanding September tahun 2016. BPS mencatat kenaikannya masing-masing sebesar 15,6% year on year (YoY) dan naik 13,13% YoY.

"Karena year on year masih bagus, dampaknya secara makro masih bagus. Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi salah satu yang mempengaruhinya adalah bagaimana ekspor," kata Darmin saat ditemui di kantornya, Senin (16/10).

Oleh karena itu lanjut Darmin, dengan kinerja ekspor yang masih mencatatkan pertumbuhan secara tahunan maka pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tahun ini masih baik.

Darmin memperkirakan, kinerja ekspor hingga akhir tahun masih akan meningkat, khususnya ekspor migas karena kebutuhan musim dingin di akhir tahun.

Di sisi lain, upaya pemerintah membuka pasar ekspor nontradisional juga akan membantu kinerja ekspor. Misalnya, ekspor ke Iran, Nigeria, Afrika Selatan. Negara-negara itu lanjut dia, berpotensi menjadi negara tujun utama ekspor Indonesia, meski butuh waktu.

"Lima tahun lalu India itu bukan negara utama. Sekarang dia negara utama," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×