kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45983,02   -7,36   -0.74%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Choel malah senang ditahan KPK


Senin, 06 Februari 2017 / 18:26 WIB
Choel malah senang ditahan KPK


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Andi Zoelkarnaen Mallarangeng alias Choel Mallarangeng menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Choel mengenakan rompi tahanan setelah diperiksa sebagai tersangka dalam kasus korupsi proyek pembangunan, pengadaan, serta peningkatan sarana dan prasarana sekolah olahraga di Hambalang tahun 2010-2012.

"Syukur alhamdulillah hari ini telah diputuskan untuk memulai masa penahanan, masa yang sudah saya tunggu sekian lama," ujar Choel saat keluar dari Gedung KPK Jakarta, Senin (6/2/2017).

Choel bersyukur karena selama ini ia merasa terkatung-katung dalam statusnya sebagai tersangka. Choel berharap, setelah menjalani penahanan, ia bisa segera menuntaskan proses hukum di pengadilan.

"Tentu saya dengan tim pengacara akan berusaha mencari keadilan yang sebenarnya untuk saya dan keluarga saya," kata Choel.

KPK telah menetapkan adik kandung politisi Partai Demokrat dan mantan Menpora Andi Alifian Mallarangeng tersebut sebagai tersangka pada 21 Desember 2015 lalu. Dalam kasus proyek Hambalang, Choel diduga menyalahgunakan wewenang terkait proyek tersebut.

Ia dianggap telah memperkaya diri sendiri dan orang lain, juga korporasi atas perbuatan yang dilakukannya. Perkara ini merupakan kasus lama dari hasil pengembangan dugaan tindak pidana korupsi proyek Hambalang yang melibatkan kakaknya, mantan Menpora Andi Mallarangeng.

Atas perbuatannya, Choel dijerat Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Saat bersaksi dalam persidangan Andi, Senin (19/5/2014), Choel mengaku pernah menerima US$ 550.000 dari Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora saat itu, Deddy Kusdinar. Choel juga mengakui bahwa dirinya menerima uang Rp 2 miliar dari petinggi PT Global Daya Manunggal (GDM), Herman Prananto.

Adapun PT Global Daya Manunggal merupakan salah satu perusahaan subkontraktor proyek Hambalang. Namun, menurut Choel, uang-uang itu sudah dia kembalikan kepada KPK. Choel juga menyesali perbuatannya itu. Dia menganggap kesalahan itu mengakibatkan kakaknya menjadi terdakwa kasus Hambalang.

(Abba Gabrillin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×