kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bibit langka, Jokowi ancam copot direksi BUMN


Sabtu, 31 Januari 2015 / 23:11 WIB
Bibit langka, Jokowi ancam copot direksi BUMN
ILUSTRASI. Kini, penyakit kanker serviks ini bisa dideteksi melalui urine.


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

SUKOHARJO. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengancam akan mencopot jajaran direksi BUMN yang mengurusi pupuk dan bibit, bila terjadi kelangkaan kedua bahan utama  pertanian tersebut. Ia pun meminta kementerian pertanian untuk mengawasi BUMN yang bergerak di bidang pupuk dan bibit.

"Jadi tidak hanya terima kasih terima kasih saja, tapi akan saya awasi. Kalau masih ada keterlambatan bibit dan pupuk, akan saya copot," kata Jokowi dalam pidatonya saat menyerahkan bantuan alat pertanian di Desa Sonorejo, Sukoharjo, Jawa Tengah pada hari Sabtu (31/).

Presiden mengatakan, dirinya mendapatkan keluhan mengenai masalah pupuk dan bibit saat pergi ke berbagai daerah di Indonesia. "Saya menemui keluhan yang sama di seluruh wilayah Indonesia. Bibitnya belum datang, pupuknya belum ada. Itu yang saya temui baik di Kalimantan,Sumatera, Jawa," tambahnya.

Sebelumnya, Pemerintah telah menunjuk BUMN untuk pengadaan pupuk dan bibit.  Sebanyak 3 BUMN memproduksi dan mendistribusikan pupuk, yakni PT Pupuk Indonesia Holding Company, PT Petrokimia Gresik, dan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. Kemudian 2 BUMN untuk pengadaan bibit, yakni PT Pertani dan PT Sang Hyang Seri (Persero).

Pada kesempatan itu, Jokowi juga mengatakan akan memberikan 6.000 traktor gratis kepada petani di wilayah Jawa Tengah. Namun, Jokowi meminta kepada petani untuk memenuhi target produksi dan membuat Indonesia bisa swasembada pangan. 

"Saya itu malu saat bertemu dengan Presiden Vietnam, dia bertanya kapan Indonesia impor beras lagi dari Vietnam," kata dia.

Jokowi menambahkan, bantuan traktor sebanyak 6.000 unit tersebut merupakan yang terbanyak dalam sejarah di Indonesia. Namun, Jokowi mengingatkan bahwa dirinya akan melakukan pengawasan dan pengecekan untuk memantau apakah bantuan tersebut digunakan secara maksimal atau tidak. 

Jokowi mengajak para petani untuk memaksimalkan produksinya dan dalam dua tahun Indonesia bisa swasembada pangan. Jokowi menargetkan dua juta ton beras untuk bisa membuat Indonesia swasembada pangan. (Kontibutor Srakarta, M Wismabrata)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×