kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI perlu menaikkan bunga acuannya di 2018


Rabu, 13 Desember 2017 / 21:12 WIB
BI perlu menaikkan bunga acuannya di 2018


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini, Kamis (14/12) besok. Ekonom memperkirakan, BI akan menahan kembali suku bunga acuannya di level 4,25% hingga tutup tahun ini. Namun, sejumlah hal perlu dipersiapkan untuk mengantisipasi risiko global di tahun depan.

Ekonom Maybank Indonesia Juniman mengatakan, Bank Indonesia harus mewaspadai tren pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral di negara-negara maju di tahun depan. Khususnya Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Ia bilang, tahun depan The Fed kembali akan menaikan suku bunganya dibarengi dengan pengurangan neraca The Fed. Belum lagi, European Central Bank (ECB) dan Bank of Japan (BoJ) yang akan menghentikan quantitative easing-nya di awal tahun depan.

Belum lagi adanya risiko peningkatan tensi politik dari dalam negeri karena memasuki tahun Pilkada dan menjelang Pilpres tahun 2019.

Perkiraan Juniman, kurs rupiah di akhir tahun akan berada di kisaran Rp 13.500-Rp 13.600 per dollar AS. Dan melemah di ke level Rp 13.500-Rp 13.800 per dollar AS di kuartal pertama dan kedua tahun depan.

"Kalau The Fed tahun depan hawkish, maka BI perlu menaikkan suku bunga acuannya lebih dari 25 basis points (bps) di tahun depan," kata Juniman kepada Kontan.co.id, Rabu (13/12).

Jika kenaikan suku bunga The Fed di tahun depan sebanyak tiga kali seperti di tahun ini, pihaknya memperkirakan BI cukup menaikkan satu kali lagi sebesar 25 bps di kuartal kedua 2018.

Sementara itu, Ekonom Development Bank of Singapore (DBS) Gundy Cahyadi memperkirakan, BI akan mulai menaikkan suku bunga lagi di kuartal keempat 2018 kembali ke level 5% di pertengahan 2019. Hal itu diperlukan untuk mengantisipasi pergerakan dollar AS.

"Rupiah yang terlalu lemah cenderung menghambat pertumbuhan PDB. Maka kami berharap BI bisa menekan pelemahan rupiah yang cukup besar," kata Gundy.

Namun demikian, Ekonom Standard Chartered Aldian Taloputra memperkirakan BI akan tetap menahan tingkat bunga acuannya saat ini hingga akhir tahun depan.

Menurutnya, selama BI bisa menjaga inflasi tetap terkendali, nilai tukar rupiah sesuai fundamental dan sejalan dengan mata uang mitra dagang, dan menjaga likuiditas forex yang memadai, stabilitas rupiah tahun depan tetap bisa terjaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×