kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI diramal pertahankan bunga acuan 4,75%


Rabu, 18 Januari 2017 / 18:00 WIB
BI diramal pertahankan bunga acuan 4,75%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Penantian pidato sang presiden dalam pelantikan yang berlangsung pada 20 Januari 2017 mendatang menjadi penentu kebijakan Donald Trump dalam memimpin Amerika Serikat (AS). Hal ini pula yang diperkirakan menjadi alasan bagi Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI 7-Day reverse Repo Rate) bulan ini di level 4,75%.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, ketidakpastian global yang berasal dari AS terkait dengan kebijakan ekonominya yang akan diimplementasi setelah pelantikan Donald Trump pada Jumat mendatang, akan membatasi peluang pelonggaran suku bunga acuan BI pada RDG Januari ini.

Oleh karena itu, pihaknya memperkirakan rapat dewan gubernur (RDG) yang berlangsung 18-19 Januari 2016 akan memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan. "Dengan dipertahankan suku bunga acuan BI, diharapkan dapat konsisten dalam menjaga stabilitas rupiah di tengah meningkatnya risiko global," kata Josua saat dihubungi KONTAN, Rabu (18/1).

Josua juga melihat, potensi kenaikan inflasi pada semester pertama tahun ini menjadi salah satu pertimbangan RDG. Hal tersebut terkait dengan kenaikan tarif dasar listrik berdaya 900 volt ampere (VA), biaya pengurusan surat kendaraan bermotor, hingga potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang merujuk pada kenaikan harga minyak mentah dunia.

Lebih lanjut, menurut Josua, arah kebijakan moneter BI sebaiknya tetap konsisten dalam menjangkar kenaikan ekspektasi inflasi dan menjaga stabilitas rupiah, tetapi tetap menjaga momentum pertumbuhan di tengah risiko eksternal yang akan terjadi pada tahun ini.

Oleh karena itu, ia berpendapat otoritas moneter akan lebih fokus menjaga stabilitas makro dan tetap menjaga momentum pertumbuhan. "Stance kebijakan moneter BI serta bank sentral dunia secara keseluruhan juga masih akan dipengaruhi oleh arah suku bunga The Fed yang diperkirakan naik sekitar 50-75 bps (basis points) pada tahun ini," tambah Josua.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat, nilai tukar rupiah yang cenderung stabil membuka ruang pelonggaran suku bunga acuan BI, yaitu satu kali penurunan di semester pertama tahun ini. Namun menurut Lana, BI belum akan menggunakan peluang tersebut di bulan ini karena menanti kejelasan dari kebijakan yang akan diambil Donald Trump.

Lanjutnya, jika nantinya peluang itu dimanaafkan BI, hal tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi domestik tidak terlalu besar. "Harus menurunan dua atau tiga kali lagi. Sementara ruang yang ada sudah terbatas," tambah Lana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×