kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bedah emiten ritel, Mendag: Daya beli tidak lemah


Kamis, 17 Agustus 2017 / 13:05 WIB
Bedah emiten ritel, Mendag: Daya beli tidak lemah


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Belakangan muncul perdebatan soal melemahnya daya beli. Di satu sisi, ada yang mengatakan daya beli lesu. Di sisi lainnya, ada yang mengatakan ekonomi tidak mengecewakan karena konsumsi masyarakat masih baik.

Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, angkat bicara soal hal ini. Menurut dia, tidak tepat bahwa dikatakan daya beli masyarakat sedang lesu. "Semua realisasi naik, jadi tidak ada isu lemah, dari mana? Di mana bukti lemahnya? Ekspor naik,, investasi naik, belanja naik, tingkat konsumsi naik, tidak ada alasan untuk (mengatakan) turun," kata Enggartiasto di Kantor Ditjen Pajak Pusat, Jakarta, Rabu (16/8).

Ia melihat bahwa daya beli tidak lesu berdasarkan atas data-data dari toko ritel modern yang melantai di bursa. Perusahaan-perusahaan tersebut, menurut Enggartiasto. masih mencatat kinerja positif.

Enggar memberi contoh, kinerja  PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). Sepanjang semester I-2017 Matahari masih mampu mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,34 triliun. Angka itu naik 15,6% dibandingkan laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,16 triliun. “Matahari Department Store Itu kenaikan pendapatannya 10,83%, laba bersihnya naik 15,65%,” katanya.

Enggar menyebut bahwa kinerja PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) juga masih baik dengan kenaikan pendapatan 13,5% dari  Rp 26,87 triliun menjadi Rp 30,52 triliun, “Tetapi laba bersihnya turun karena ada ekspansi. Sementara, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI)  pendapatanya naik 18,47%," ujar Enggar.

Adapun, Enggar menyebut, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) mencatatkan kenaikan pendapatan 9,84% menjadi Rp 3,46 triliun dari sebelumnya Rp 3,15 triliun. Bahkan, laba bersihnya naik 45,15% dari sebelumnya Rp 254,05 miliar.

Peritel lainnya, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) tercatat tumbuh 37,64% menjadi Rp 328,09 miliar dengan pendapatan yang naik 18%. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) juga laba bersihnya berhasil melonjak hingga 278% dengan pendapatan tumbuh 15,76%.

Ada pula, emiten lainnya, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) mencatat laba bersih anjlok 71,03%. Kondisi ini terjadi menurut Enggar lantaran adanya ekspansi. Namun, pendapatan perusahaan yang tercatat positif 145,26%.

Sementara itu, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) mencatatkan pendapatan perusahaan turun 3,88% dari Rp 7,2 triliun menjadi Rp 6,92 triliun. “Namun ada kenaikan laba bersih sebesar 258,69% karena mereka efisiensi,” kata Enggar.

Dengan demikian, menurut dia, argumen bahwa daya beli lesu karena sektor ritel lesu tidak relevan saat ini, “Betapa kuatnya ritel dibandingkan semester I di tahun sebelumnya,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×