kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beban utang pemerintah akan berkurang lagi


Jumat, 22 Desember 2017 / 17:02 WIB
Beban utang pemerintah akan berkurang lagi


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings (Fitch) meningkatkan peringkat surat utang Indonesia dari BBB- dengan outlook positif menjadi BBB dengan outlook stabil pada 20 Desember 2017.

Kenaikan itu menyusul kenaikan peringkat surat utang Indonesia menjadi layak investasi (investment grade) oleh Standard and Poor's (S&P) akhir Mei lalu.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman mengatakan, kenaikan peringkat satu note oleh Fitch tersebut memberikan soliditas terhadap Indonesia.

Menurutnya, kenaikan itu menandakan Fitch yang merefleksikan persepsi investor, menghargai upaya Indonesia dalam menjaga stabilitas makro, fiskal, maupun sektor riil.

"Hal itu akan mendorong rendahnya biaya yang kita keluarkan atau cost of fund (dalam pembiayaan melalui utang). Itu jadi modal yang bagus untuk hadapi 2018, khususnya strategi pembiayaan," kata Luky di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Jumat (22/12). Sayangnya, Luky enggan menyebut penghematan tersebut.

Untuk diketahui, dalam APBN 2018 pemerintah harus membayar beban bunga utang mencapai Rp 247,6 triliun. Jumlah itu lebih tinggi dari target dalam APBN-P 2017 yang sebesar Rp 218 triliun.

Berkurangnya cost of fund, sebenarnya telah terjadi pasca kenaikan peringkat menjadi investment grade oleh S&P.

Sri Mulyani pernah mengatakan, sejak akhir Mei lalu hingga pertengahan Juni 2017, imbal hasil seluruh Surat Berharga Negara (SBN) seri benchmark menurun, dengan rata-rata 2-4 basis points (bps).

Tak hanya itu, pasca kenaikan itu pula, kurs rupiah tercatat menguat 31 poin ke level Rp 13.425 per dollar Amerika Serikat (AS).

Ia menyebut, penurunan imbal hasil sebesar 5 bps bisa menghemat beban utang hingga Rp 500 miliar. Tak hanya itu, penguatan rupiah sebesar 100 bps juga bisa menghemat beban utang hingga Rp 325 miliar.

Di awal September 2017, Sri Mulyani kembali menyebut bahwa ada penghematan beban bunga utang hingga Rp 6 triliun akibat peringkat investment grade dari Fitch, Moody's, dan S&P, lantaran yang telah membuat imbal SUN menjadi semakin rendah.

"Untuk investor domestik kami dapat (berhemat) Rp 2,7 triliun per tahun. Kalau SBN valas (turun) 20 bps maka sekitar US$ 250 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun sampai Rp 3 triliun," kata Sri Mulyani saat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×