kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bappenas: Tahun politik, potensi perekonomian


Senin, 18 Desember 2017 / 20:36 WIB
Bappenas: Tahun politik, potensi perekonomian


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alih-alih menimbulkan risiko, tahun politik dianggap sebagai salah satu potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik.

Menteri Perencanaan Pembangunan Negara/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro mengatakan, pada 2018 dan 2019, kinerja pertumbuhan ekonomi akan didongkrak oleh belanja barang partai politik dan belanja pemerintah.

"Ketika masa kampanye, pasti ada kegiatan konsumsi barang yang non durable. Dua triwulan pertama 2014 (tahun ekonomi sebelumnya), pertumbuhan konsumsi non rumah tangga di atas 20%, misalnya untuk beli kaos, t-shirt, banner, iklan TV, dan sebagainya. Itu yang membuat di atas pertumbuhan konsumsinya di atas 20%,” ujar Bambang dalam Dialog Akhir Tahun dan Temu Media Tinjauan Pembangunan 2018: Tantangan di Tahun Politik, di kantornya, Jakarta, Senin (18/12)

Ia melanjutkan, pada 2014 pun konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi dan mampu melebihi pertumbuhan Produk Domestik Bruto pada saat itu yang sebesar 5,02%. ”Mungkin ada pengaruh dari Pemilu, tapi itu lebih kepada efek dari commodity booming,” ucapnya.

Adapun pada tahun politik sebelumnya, indeks keyakinan konsumen tidak terganggu. “Secara garis besar tahun politik itu potensi. Apalagi sejarah sudah buktikan setelah ’98, Indonesia sudah semakin matang dalam berdemokrasi, dengan cara yang wajar dan jauh dari kekerasan,” katanya.

Oleh karena itu, ia berharap bahwa di Indonesia sudah ada pemisahan antara kegiatan ekonomi dan kegiatan politik. Sebab, di sisi pemerintah sendiri akan memastikan kegiatan ekonomi dan pembangunan tetap berjalan sebagaimana mestinya.

“Apakah ekonomi dan politik di Indonesia sudah menyatu sehingga ketidakpastian membuat ekonomi terganggu? Atau kita sudah seperti Korea Selatan dan Jepang?” ujar Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×