kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bagaimana progres KA cepat JKT-SBY, ini kata Luhut


Rabu, 13 September 2017 / 22:13 WIB
Bagaimana progres KA cepat JKT-SBY, ini kata Luhut


Reporter: Cecylia Rura | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku belum ada keputusan perihal penggunaan jalur rel yang sudah ada untuk proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.  Ada pun rel yang dimaksud double track rel kereta di Utara Jawa

"Ini kemarin baru saya bicarakan dengan menteri perhubungan, studi Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) sudah melakukan itu dengan JICA dan juga Kereta Api," ungkap Luhut dalam acara Afternoon Tea, Rabu (13/9).

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan lebih memilih menggunakan jalur rel yang sudah ada, dengan pertimbangan cost yang lebih murah.

Karena menggunakan jalur lama, oleh karena itu Budi Karya berencana akan menutup 500 sampai 800 perlintasan kereta api sebidang yang ada di sepanjang double track rel KA Utara Jawa.

Sebagai gantinya, pemerintah akan membangun jalur layang dan underpass agar kecepatan kereta bisa mencapai batas yang maksimal.

Luhut menambahkan, juga belum ada kepastian apakah akan kembali pada opsi pertama dengan kecepatan 160 km/jam atau mencoba 200 km/jam.

Untuk memutuskan hal tersebut, ada beberapa pertimbangan yang menjadi konsentrasi proyek ini.

"Kalau ambil yang 160 km/jam kita harus bikin underpass kira-kira hampir 1000 underpass, sekitar 900 sekian lah perlintasan itu, nah itu saya kira besok kami akan rapat dengan pak menteri perhubungan lalu melaporkan pilihan itu kepada presiden," kata Luhut.

Nilai investasi proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya diprediksi hanya menghabiskan sekitar Rp 50 triliun.

Dengan proyek ini diharapkan kereta bisa dipacu dengan kecepatan 160 km/jam dan dapat mempercepat mobilitas penumpang dengan menggunakan kereta api.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×