kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aqua bantah sebabkan penurunan bisnis Le Minerale


Senin, 10 Juli 2017 / 20:22 WIB
Aqua bantah sebabkan penurunan bisnis Le Minerale


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Tirta Investama (Aqua) menampik pernyataan PT Tirta Fresindo Jaya (Le Minerale) yang mengkalim mengalami penurunan.

Kuasa hukum Tirta Investama, Rikrik Rizkiyana mengatakan, data yang digunakan kubu Le Minerale tak bisa disandingkan terkait pokok perkara.

"Sebab, data yang digunakan Le Minerale adalah data secara nasional sementara data secara Jabodetabek berkata lain. Apalagi, dalam perkara ini pasarnya adalah daerah Jabodetabek," ungkap Rikrik.

Pihaknya pun telah mendapatkan data dari survei Nielsen pada 7 Juli 2017 mencatatkan pangsa pasar Le Minerale di Jabodetabek pada Juni-September 2016 cenderung naik.

Berdasarkan fakta di persidangan, pangsa pasar Le Minerale pada Juni 2016 sebesar 3,5%, Juli 3,1%, Agustus 4,1% dan September 4,3%. "Kami menggunakan lembaga data yang sama, sehingga tidak bisa apple to apple karena kalau secara nasional turun pasti ada hal lain yang pengaruhnya lebih besar," jelasnya.

Tak hanya itu Rikrik juga menyatakan, model distribusi Le Minerale dengan Aqua juga tidak bisa disamakam. Sebab, Le Minerale uang menggunakan PT Inbisco Niagatama Semesta sebagai distributor.

Sekadar tahu saja, Inbisco terafiliasi dengan Mayora Grup. Perusahaan ini adalah distrubutor seluruh produk minuman di bawah Mayora Grup.

Sehingga, menurut Rikrik, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang memeriksa perkara ini harus melihat model distribusi yang digunakan berbeda. "Ketika toko sudah bekerjasama dengan Le Minerale pasti toko itu juga melihat produk lain dari Mayora Grup seperti Teh Pucuk yang sudah laris," tutur Rikrik.

Sementara Aqua, tambahnya, hanya dengan Mizone yang pangsa pasarnya masih kecil dibanding Pocari Sweat. "KPPU harus melihat dari perspektif ketika didistribusi yg dilihat bukan single produk. Artinya, KPPU perlu objektif melihat kasusnya dipahami model bisnis dan nature bisnisnya," tutup Rikrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×