kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

April 2017, 5,9 juta e-KTP telah didistribusikan


Senin, 17 Juli 2017 / 12:05 WIB
April 2017, 5,9 juta e-KTP telah didistribusikan


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Hingga April 2017, Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) telah mendistribusikan 5,9 juta keping blanko KTP elektronik tersebar ke seluruh Indonesia. Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) mencatat, pada periode Juni hingga Juli 2017, pencetakan KTP sudah meningkat 40%.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, meski blanko KTP elektronik banyak tersebar, namun proses pencetakannya masih belum optimal. Laporannya, per 6 Juli 2017, baru 1,6 juta blanko terpakai, atau 27%. Masih ada 4,3 juta lagi blanko KTP elektronik belum terpakai.

"Blanko KTP elektronik sudah menyebar sebanyak 5,9 juta ke seluruh Indonesia," kata Tjahjo seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Dalam Negeri, Senin (17/7).

Menurut dia, masih ada 22 kabupaten/kota yang pencetakannya masih di bawah 15 keping. Untuk itu, Kemdagri meminta pemerintah provinsi (pemprov) untuk terus memonitor perkembangan masing-masing daerahnya.

Target Kemendagri, pada Oktober 2017 ada sekitar 7 juta WNI yang akan merekam data KTP elektronik. Tjahjo juga mengimbau agar partisipasi masyarakat dalam perekaman KTP terus dipantau. Selain itu, pelayanan Dukcapil pemerintah daerah harus lebih cepat dalam urusan perekaman data KTP.

Dirjen Dukcapil Kemendagri, Zudan Arif Fakhrulloh menambahkan, untuk peningkatan pelayanan, pihaknya mengadakan pelatihan khusus untuk para petugas Dukcapil bagian perekaman dan pencetakan sesuai karakter permasalahan di daerahnya.

"Kita tiap hari buka pelatihan gratis untuk orang daerah setiap bulannya. Pelatihan ini menyesuaikan masalah di daerah," tambah dia.

Zudan mengakui, memang ada kendala di sejumlah daerah seperti Ciamis dan Garut. Penduduk di sana banyak, namun mesin printernya terbatas. Sedangkan di Bandung, Bogor dan Depok telah membeli mesin cetak dengan APBD sehingga prosesnya pelayanan mereka lebih cepat.

"Kalo tinta yang habis, kami dorong provinsi untuk jadi koordinator dan supervisi cek ricek. Bila terdesak, bisa pinjam kabupaten/kota terdekat. Kalau listrik mati dan printer kurang, boleh beli diesel dan printer dengan APBD," ujar dia.

Kebijakan tersebut sudah dituangkan dalam Permendagri, dengan tujuan agar komitmen daerah atas perekaman KTP elektronik semakin kuat.

"Pasti perlu keseriusan para bupati/walikota. Saya lihat di daerah kantor dinas Dukcapil sering tidak diberikan sarana prasarana yang bagus berbeda dengan kantor Dispenda atau Bappeda. Mestinya, kantor yang langsung melayani rakyat harus dibuat nyaman," tambah dia.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×