kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi FELDA ke BWPT jadi terbesar ketiga 2017


Senin, 23 Oktober 2017 / 16:25 WIB
Akuisisi FELDA ke BWPT jadi terbesar ketiga 2017


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Uji Agung Santosa

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi akuisisi yang dilakukan FIC Properties Sdn Bhd (FICP), anak usaha Federal Land Development Authority (FELDA) milik Malaysia atas 37% saham PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) diklaim menjadi investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) terbesar ketiga tahun ini. Nilai akuisisi yang terjadi pada April 2017 itu mencapai total US$ 505,4 juta atau setara dengan Rp 6,7 triliun.

Dalam siaran pers yang diterima KONTAN dari Rajawali Corp pada Senin (23/10), menyebutkan, realisasi akuisisi ini menjadi bukti efisiensi proses investasi di Indonesia. Menurut Dato 'Razali Ibrahim, Wakil Menteri Departemen Perdana Menteri Malaysia yang menangani FELDA, kurang dari empat bulan setelah penandatanganan Sale Purchase Agreement (SPA) pada 23 Desember 2016 antara Rajawali Grup dan FICP, aksi ini telah mendapatkan persetujuan dari otoritas Malaysia maupun Indonesia. 

“Singkatnya waktu untuk mendapatkan persetujuan yang diberikan menjadi sorotan bahwa Pemerintah Indonesia menghargai investasi asing dan benar-benar serius dalam memperbaiki kemudahan berinvestasi dan berbisnis di Indonesia,” kata Dato ‘Razali dalam rilisnya.

Dia berharap kesepakatan ini lebih memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara dan menjadi momentum kemitraan yang lebih solid antara Indonesia dan Malaysia dalam mempelopori agenda yang lebih besar lagi, terutama untuk industri kelapa sawit melalui Dewan Negara-negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries /CPOPC).

Chairman FELDA Tan Sri Shahrir Samad mengatakan, aksi ini adalah investasi strategis bagi FELDA. “Kami berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia karena kami percaya pada prospek ekonomi Indonesia di segala sektor, termasuk sektor perkebunan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo,” ujarnya.

Managing Director Rajawali Grup Satrio menilai, persetujuan investasi yang singkat oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Pertanian, merupakan perkembangan yang disambut baik bagi komunitas bisnis. Ini juga  merupakan sinyal yang baik bagi mitra asing kami, bahwa Pemerintah Indonesia berkomitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif dan saling menguntungkan bagi semua pihak.

Anggota Komisi XI DPR-RI dari Fraksi PDI-P Maruarar Sirait bilang, Indonesia menjadi salah satu negara pilihan utama FDI di Asia Tenggara. “Sejak 2014, kita telah berhasil meraup aliran dana asing hingga US$ 48,75 miliar. Hal ini tentunya membawa dampak positif bagi ekonomi riil dan masyarakat Indonesia,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×